Mohon tunggu...
Michael Tan
Michael Tan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manusia yang hidup dari Kata dan Nada

Selanjutnya

Tutup

Puisi

#de

1 Agustus 2013   06:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:46 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

#de

“ de “ adalah rampai puisi tak bertuan. Entah oleh siapa dan untuk siapa.

Michael tan - writer

(Diunduh secara acak dari kicauan @donmichaeltan , pertengahan 2012)

Ingatkah kau? Langkah kecil kita yang semula.. Yang tak bercela.. Yang terlupa.. Tertinggal dalam ingatan yang acak #de

Diantara embun dan fajar ini.. Apa yang kau sebut itu cinta? Tidak-kah kau kehabisan kata saat perlahan mereka berlalu? Kekasih.. #de

Ketika lelah jiwamu tak lagi mampu kau bendung.. Menangis lah.. Meleburlah dalam pelukanku.. #de

Bayangkan.. Betapa melankoliknya bila kau sisiri Malioboro yang berangsur sunyi.. Ketika kau rebahkan bebanmu padaku.. #de



Tak sepagi rindumu menjemput asa.. Lekuk bibirmu menyejuk petang.. Tutur katamu meneduh siang.. Tatap matamu sesayu senja #de

Mata angin dibutakan malam.. Kau tak pulang pada pelukan! #de

Perempuanku..Kata siapa menjadi penulis tak mungkin bisa menghidupimu? #de

Embun adalah rindumu yang bereinkarnasi.. Perlahan teruap pergi oleh muslihat siang hari #de

Kita pernah belajar untuk saling mengingatkan. Mengapa tidak kita belajar untuk saling melupakan? #de

Kau memeluk bayanganmu sendiri, yang memudar diambang fajar.. Kau biarkan segalanya pergi tak terkejar! #de

Sadarkah.. Aku tak pernah kehilanganmu! Kau terjaga diambang sadarku.. #de

Kekasih.. Kau tak mampu menyembunyikan guratan rindu diantara kemeriahan tata riasmu.. #de

Kekasih.. Kita pernah terjebak dalam kelas yang sama! Kelas yang kita beri-nama Cinta.. Tapi kita tidak pernah belajar didalam kelas! #de

Aku akan melangkah tanpa berpaling kebelakang.. Meskipun langkah-ku melaju menuju ketiadaan #de

Fajar telah memanggilku pulang! Berpaling dari kelam.. Biarlah apa yang terbawa-serta tetap jadi rahasya.. #de

Selamat pagi kekasih.. Setidaknya kita selamat sampai dipagi ini! Biarlah senja nanti menjadi misteri #de

Aku telah melewatkanmu untuk sesuatu yang lebih tidak sempurna #de

Hidup terasa singkat ketika kita mencintai, dan Hidup terasa begitu panjang ketika kita dicintai. Demikianlah kita dalam hakikat waktu #de

Aku ada dalam ketiadaanmu #de

Bukankah cinta adalah kesalahan yang darinya kita tak pernah belajar? #de

Hingga raga ini binasa.. Percayalah, aku adalah keabadian..sama kenangan-kenangan itu #de

Cinta adalah karma! #de

Ahh.. Setidaknya kita sudah membuktikan. Bahwa rindu itu tidak fana! #de

Bukankah kita pernah sepakat untuk hidup dalam bejana derita yang kita sendiri berinama: Rindu? #de

Tanpa rindu.. Kau menyulam tanpa jarum dan aku menulis tanpa pena..kita bisa apa? #de

Riuh gemuruh menenggelamkan bayangmu digenangan tirta.. Sementara rindumu telah pudar terseret masa #de

Bahkan dalam satu kedipan mata.. Aku melewatkan ribuan makna disimpul senyummu #de

Katakan, apa yang lebih tersirat dibanding senyumanmu? #de

Katakan, apakah yang lebih nyata dari air-mata? #de

Katakan, apa yang lebih mematikan selain rindu? #de

Biarlah hatimu sesepi Bali saat nyepi! Karna terlalu lama kau biarkan dendam sesak memadati #de

Kita hanya berpura-pura..Seperti memainkan peran tegar dengan hati yang rapuh! #de

Kita adalah sejumlah kata yang tak terusun.. #de

Apakah waktu telah mengasah hatimu? ataukah ia diam-diam menyayatmu? #de

Apa yang tersisa dalam hatimu selain rindu? (dan) Apa yang tersisa dalam pikiranmu selain ragu? #de

Seperiti kamu, Menulis selalu membuatku lupa waktu! #de

Kau bisa menerjemahkan kalimat-kalimat shakepeare dalam bahasamu, tapi kau tak mampu menerjemahkannya dalam perasaanmu #de

Kekasih.. Percayalah, rindu itu seperti bumi. Intarilah jarak waktu ini.. Pada titik yang sama kau akan kembali.. Dalam pelukanku #de

Aku bukan novel terlaris.. Hanya sebatas cerita pendek yang selalu ingin kau baca berulang-ulang #de

Rindu adalah cara kita menerima kekalahan #de

Dengan apa lagi kulukis senyumanmu? Ketika hati dan kuasku mengering.. Biarlah rindu menjadi warnamu #de

Tidak ada yang lebih memerdekakan selain senyumanmu #de

Aku telah luruh dalam rindu.. Gugur sebelum tempur.. Serperti serangkaian sajak sajak yang belum sempat kita beri judul #de

Sewaktu-waktu kau kembali.. Pada adanya kita jangan kau ingat lagi #de

Kelak.. Aku yang kau temui adalah sehimpunan kasih tak beragi! #de

Mengapa kita masih saja menyangkal? Akan perasaan yang menjanggal dan yang tertinggal #de

Senja telah tiba.. Adakah senyumanmu telah sirna? #de

Pada akhirnya neraka memaksaku berteriak: Aku mencintaimu #de

Ketika itu kerinduku padamu menjelma abu.. Yang terangkat dari ragaku yang menari diatas baka #de

Nikmatilah surgamu dalam pelukannya, seperti akupun menikmati pelukan malaikat maut #de

Aku hanya me'reka.. Menduga wajahmu terukir dipintu surga, yang ternyata tertutup rapat untukku #de

Ketika datang masa segala ruh dihakimi, ijinkan aku menjadi saksi tentang cintamu! #de

Kita pernah terjebak pada perasaan yang kita tuding sebagai sebuah kesalahan #de

Semoga selekas kepergianku, kau semakin lengkap #de

Adakah lelah kau pelihara diantara kerinduan kita? #de

Kita.. Yah, kita.. yang riang bernyanyi bermimpi! yang terlupa pada keadaan..dan yang diperbudak oleh rindu. #de

Di tepian kesadaran ini.. Izinkan aku bertanya padamu, dimanakah letak kenyataan itu? #de

Kita bisa saja menahan haus dan lapar.. Tapi rindu membuat kita terlihat rakus #de

Kesejukan ini membuat kita terbiasa dan terlupa.. Sampai-sampai membekukan segalanya. Ingatan, rasa, bahkan jarak dan waktu #de

Di setiap kedipan mata.. Aku menrindukanmu, sekalipun kenyataan telah membutakanku untuk melihat harapan memilikimu #de

Kita pernah tersesat dalam senja yang memerah.. Terlelap dan terbangun diantara ketiadaan #de

Jika kau tak sanggup untuk melawan, setidaknya kau bertahan #de

Kapan.. Akan terjawab oleh waktu. Dimana.. Akan terjawab oleh jarak.. Tapi rindu, tak satu malaikatpun punya jawabannya #de

Aku tak peduli jika esok adalah ketiadaan.. Aku hanya takut kau tak lagi berpulang.. #de

Peluklah.. Segenap laramu dekapkan padaku.. Cintailah malam ini, karna esok kita adalah kenangan #de

Akankah.. Bersama rindumu, kau beranikan diri menembus hujan dan menebus kekasihmu #de

Ketika hujan menghujam rindumu.. Biar hati jadi tempat teduhmu #de

Berlanjut..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun