#de
“ de “ adalah rampai puisi tak bertuan. Entah oleh siapa dan untuk siapa.
Michael tan - writer
(Diunduh secara acak dari kicauan @donmichaeltan , pertengahan 2012)
Ingatkah kau? Langkah kecil kita yang semula.. Yang tak bercela.. Yang terlupa.. Tertinggal dalam ingatan yang acak #de
Diantara embun dan fajar ini.. Apa yang kau sebut itu cinta? Tidak-kah kau kehabisan kata saat perlahan mereka berlalu? Kekasih.. #de
Ketika lelah jiwamu tak lagi mampu kau bendung.. Menangis lah.. Meleburlah dalam pelukanku.. #de
Bayangkan.. Betapa melankoliknya bila kau sisiri Malioboro yang berangsur sunyi.. Ketika kau rebahkan bebanmu padaku.. #de
Tak sepagi rindumu menjemput asa.. Lekuk bibirmu menyejuk petang.. Tutur katamu meneduh siang.. Tatap matamu sesayu senja #de
Mata angin dibutakan malam.. Kau tak pulang pada pelukan! #de
Perempuanku..Kata siapa menjadi penulis tak mungkin bisa menghidupimu? #de
Embun adalah rindumu yang bereinkarnasi.. Perlahan teruap pergi oleh muslihat siang hari #de
Kita pernah belajar untuk saling mengingatkan. Mengapa tidak kita belajar untuk saling melupakan? #de
Kau memeluk bayanganmu sendiri, yang memudar diambang fajar.. Kau biarkan segalanya pergi tak terkejar! #de
Sadarkah.. Aku tak pernah kehilanganmu! Kau terjaga diambang sadarku.. #de
Kekasih.. Kau tak mampu menyembunyikan guratan rindu diantara kemeriahan tata riasmu.. #de
Kekasih.. Kita pernah terjebak dalam kelas yang sama! Kelas yang kita beri-nama Cinta.. Tapi kita tidak pernah belajar didalam kelas! #de
Aku akan melangkah tanpa berpaling kebelakang.. Meskipun langkah-ku melaju menuju ketiadaan #de
Fajar telah memanggilku pulang! Berpaling dari kelam.. Biarlah apa yang terbawa-serta tetap jadi rahasya.. #de
Selamat pagi kekasih.. Setidaknya kita selamat sampai dipagi ini! Biarlah senja nanti menjadi misteri #de
Aku telah melewatkanmu untuk sesuatu yang lebih tidak sempurna #de
Hidup terasa singkat ketika kita mencintai, dan Hidup terasa begitu panjang ketika kita dicintai. Demikianlah kita dalam hakikat waktu #de
Aku ada dalam ketiadaanmu #de
Bukankah cinta adalah kesalahan yang darinya kita tak pernah belajar? #de
Hingga raga ini binasa.. Percayalah, aku adalah keabadian..sama kenangan-kenangan itu #de
Cinta adalah karma! #de
Ahh.. Setidaknya kita sudah membuktikan. Bahwa rindu itu tidak fana! #de
Bukankah kita pernah sepakat untuk hidup dalam bejana derita yang kita sendiri berinama: Rindu? #de
Tanpa rindu.. Kau menyulam tanpa jarum dan aku menulis tanpa pena..kita bisa apa? #de
Riuh gemuruh menenggelamkan bayangmu digenangan tirta.. Sementara rindumu telah pudar terseret masa #de
Bahkan dalam satu kedipan mata.. Aku melewatkan ribuan makna disimpul senyummu #de
Katakan, apa yang lebih tersirat dibanding senyumanmu? #de
Katakan, apakah yang lebih nyata dari air-mata? #de
Katakan, apa yang lebih mematikan selain rindu? #de
Biarlah hatimu sesepi Bali saat nyepi! Karna terlalu lama kau biarkan dendam sesak memadati #de
Kita hanya berpura-pura..Seperti memainkan peran tegar dengan hati yang rapuh! #de
Kita adalah sejumlah kata yang tak terusun.. #de
Apakah waktu telah mengasah hatimu? ataukah ia diam-diam menyayatmu? #de
Apa yang tersisa dalam hatimu selain rindu? (dan) Apa yang tersisa dalam pikiranmu selain ragu? #de
Seperiti kamu, Menulis selalu membuatku lupa waktu! #de
Kau bisa menerjemahkan kalimat-kalimat shakepeare dalam bahasamu, tapi kau tak mampu menerjemahkannya dalam perasaanmu #de
Kekasih.. Percayalah, rindu itu seperti bumi. Intarilah jarak waktu ini.. Pada titik yang sama kau akan kembali.. Dalam pelukanku #de
Aku bukan novel terlaris.. Hanya sebatas cerita pendek yang selalu ingin kau baca berulang-ulang #de
Rindu adalah cara kita menerima kekalahan #de
Dengan apa lagi kulukis senyumanmu? Ketika hati dan kuasku mengering.. Biarlah rindu menjadi warnamu #de
Tidak ada yang lebih memerdekakan selain senyumanmu #de
Aku telah luruh dalam rindu.. Gugur sebelum tempur.. Serperti serangkaian sajak sajak yang belum sempat kita beri judul #de
Sewaktu-waktu kau kembali.. Pada adanya kita jangan kau ingat lagi #de
Kelak.. Aku yang kau temui adalah sehimpunan kasih tak beragi! #de
Mengapa kita masih saja menyangkal? Akan perasaan yang menjanggal dan yang tertinggal #de
Senja telah tiba.. Adakah senyumanmu telah sirna? #de
Pada akhirnya neraka memaksaku berteriak: Aku mencintaimu #de
Ketika itu kerinduku padamu menjelma abu.. Yang terangkat dari ragaku yang menari diatas baka #de
Nikmatilah surgamu dalam pelukannya, seperti akupun menikmati pelukan malaikat maut #de
Aku hanya me'reka.. Menduga wajahmu terukir dipintu surga, yang ternyata tertutup rapat untukku #de
Ketika datang masa segala ruh dihakimi, ijinkan aku menjadi saksi tentang cintamu! #de
Kita pernah terjebak pada perasaan yang kita tuding sebagai sebuah kesalahan #de
Semoga selekas kepergianku, kau semakin lengkap #de
Adakah lelah kau pelihara diantara kerinduan kita? #de
Kita.. Yah, kita.. yang riang bernyanyi bermimpi! yang terlupa pada keadaan..dan yang diperbudak oleh rindu. #de
Di tepian kesadaran ini.. Izinkan aku bertanya padamu, dimanakah letak kenyataan itu? #de
Kita bisa saja menahan haus dan lapar.. Tapi rindu membuat kita terlihat rakus #de
Kesejukan ini membuat kita terbiasa dan terlupa.. Sampai-sampai membekukan segalanya. Ingatan, rasa, bahkan jarak dan waktu #de
Di setiap kedipan mata.. Aku menrindukanmu, sekalipun kenyataan telah membutakanku untuk melihat harapan memilikimu #de
Kita pernah tersesat dalam senja yang memerah.. Terlelap dan terbangun diantara ketiadaan #de
Jika kau tak sanggup untuk melawan, setidaknya kau bertahan #de
Kapan.. Akan terjawab oleh waktu. Dimana.. Akan terjawab oleh jarak.. Tapi rindu, tak satu malaikatpun punya jawabannya #de
Aku tak peduli jika esok adalah ketiadaan.. Aku hanya takut kau tak lagi berpulang.. #de
Peluklah.. Segenap laramu dekapkan padaku.. Cintailah malam ini, karna esok kita adalah kenangan #de
Akankah.. Bersama rindumu, kau beranikan diri menembus hujan dan menebus kekasihmu #de
Ketika hujan menghujam rindumu.. Biar hati jadi tempat teduhmu #de
Berlanjut..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H