Masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir sekitar usia 18 hingga 22 tahun. Pada remaja usia 15 hingga 18 tahun mengalami banyak perubahan mulai dari kognitif, emosional, dan sosial. Pada masa remaja ini pula terjadi berbagai perubahan baik perubahan hormon, fisik, psikologi maupun sosial. Masa ini terjadi ketika sedang melewati masa pubertas yang mana terjadi perubahan fisik maupun hormonnya. Masa puber lebih cepat dialami anak perempuan daripada laki-laki. Salah satu perubahan yang terjadi akibat masa puber ini adalah hilangnya kepercayaan diri.
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Menurut Utomo dan Harmiyanto (dalam Supriyadi & Mastuti, 2023) kepercayaan diri berarti mengapresiasi dan menilai diri sediri. Lalu hal apa yang menyebabkan hilangnya kepercayaan diri pada remaja terutama pada remaja perempuan? salah satu hal yang menjadi penyebab dari hilangnya kepercayaan diri adalah body image negatif.Â
Body image merupakan persepsi, pikiran, perasaan seseorang terhadap tubuhnya, sedangkan body image negatif merupakan pandangan buruk terhadap tubuhnya. Menilai bahwa tubuh yang dimiliki tidak sempurna. Body image negatif ini dapat timbul karena pengaruh media sosial seperti instagram, tiktok, dan platform lainnya yang menunjukkan tubuh seseorang yang bagus. Hal inilah yang memicu remaja perempuan kehilangan kepercayaan diri akibat ketidakpuasan akan bentuk tubuh yang dimiliki.
Dari pertanyaan di atas dapat dilihat bahwa penampilan fisik merupakan hal terpenting dalam diri seseorang. Ketika penampilan fisik dirasa kurang, maka kepercayaan dalam diripun lama kelamaan akan menghilang karena kunci dari rasa percaya diri adalah penampilan fisik yang menarik. Dapat dilihat dari banyaknya fenomena di luar yang mengkaitkan penampilan fisik sebagai standar dalam beberapa hal terumata dalam dunia pekerjaan. Tidak heran mengapa orang-orang bukan hanya remaja tapi semua berlomba-lomba untuk mengubah penampilan fisiknya dan berusaha untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Namun tidak semua orang mengalami perubahan fisik yang mereka mau. Terdapat sebagian dari mereka yang berusaha dengan keras untuk berubah namun tidak ada hasil yang memuaskan dan berakhir dengan stress. Stress yang dialami jika terus dibiarkan maka akan mengakibatkan suatu gangguan yang mungkin dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan mentalnya.
Lalu bagaimana ketika stress tersebut sudah terlanjur dan memberikan efek pada kesehatan mentalnya? Ketika hal tersebut terjadi maka perlunya sebuah penanganan yang dapat dilakukan oleh seorang ahli profesional.
Menjaga kesehatan mental perlu dilakukan agar tubuh, pikiran dan emosi tetap terjaga dengan baik. Sehubungan dengan body image negatif yang dialami oleh remaja, terdapat terapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi stress yang berlebih. Terapi yang dilakukan adalah art therapy. Menurut The British Association of Art Therapists, art therapy diartikan sebagai suatu bentuk terapi yang menggunakan bahan-bahan kesenian untuk mengekspresikan serta merefleksikan diri dengan bantuan terapis seni. Melalui kegiatan dengan menghasilkan seni dan merefleksikan hasil serta prosesnya.
Dengan melakukan terapi ini, maka dapat meningkatkan kesadaran mengenai dirinya sendiri dan orang lain, menghadapi tekanan psikologis, meningkatkan kemampuan kognitif, dan menikmati seni itu sendiri. Tujuan terapi seni ini lebih menekankan pada kebebasan komunikasi daripada menghasilkan bentuk (hasil karya) artistik. Melalui aktifitas seni, individu diasumsikan mendapat media paling aman untuk memfasilitasi komunikasi melalui eksplorasi pikiran, persepsi, keyakinan, dan pengalaman, khususnya emosi.
Menjaga penampilan memang penting, namun tidak dengan memaksakan diri untuk berubah seperti orang lain. Setiap individu memiliki bentuk fisik yang berbeda-beda dengan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Tidak perlu mengubah diri untuk menjadi seperti orang lain, cukup syukuri dan rawat apa yang sudah kita punya. Karena manusia akan terasa dirinya sempurna ketika mereka mensyukuri apa yang mereka miliki.
Referensi:
Supriyadi, N. A., & Mastuti, E. (2023). Dampak Body Image pada Remaja Putri : Literature Review. https://repository.unair.ac.id/128866/1/112011133228_Nadhira Aprilia Supriyadi.pdf
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI