Mohon tunggu...
Doni Punyablog
Doni Punyablog Mohon Tunggu... -

Saya menyukai Kamu, Iyaa Kamu :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obat Tradisonal untuk Disentri pada Anak

19 Mei 2015   13:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : obatdisentritradisional.blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="Sumber : obatdisentritradisional.blogspot.com"][/caption]

Disentri adalah penyakit pada saluran cerna, dan ditandai dengan darah atau lendir yang keluar bersama tinja. Darah berasal dari dinding usus besar yang terluka. Sakit disentri disebabkan oleh kuman, nama kuman yang menyebabkan disentri adalah shighella, kuman ini bekerja dengan merusak dinding usus besar.

Disentri merupakan penyakit umum yang terjadi dan di Indonesia dapat muncul selama sepanjang tahun. Banyak faktor yang menyebabkan  penyakit ini tersebar. Penyebaran penyakit ini salah satunya dikarenakan sanitasi yang buruk, keterbatasan air bersih pada daerah yang padat penduduk. Kontaminasi makanan juga dapat meningkatkan resiko disentri. Meskipun terlihat berbahaya, tidak selalu disentri membutuhkan perawatan medis. Ada juga cara untuk  mencegah disentri yaitu dengan memperbanyak minum air putih.

Disentri tidak hanya menimpa orang dewasa tapi juga dapat terjadi pada anak-anak. Pada umumnya anak usia dini, khususnya balita lebih banyak berpeluang terkena sakit disentri. Disentri pada anak bukan hal yang sepele, jika diabaikan penyakit ini akan berakibat fatal dan mengancam jiwa anak.

Kenali gejala disentri dan berikan pertolongan pertama dengan menggunakan obat tradisional. Untuk mengobati disentri yang terjadi pada anak, dapat menggunakan ramuan tradisional yaitu rebus diatas api kecil ½ rimpang kunyit yang dibakar kemudian dipotong-potong, 7 pucuk daun jambu biji muda, 2 gelas air dan ¼ sendok teh garam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun