Ketika Otoritas Batam berada dibawah kendali Habibie dan sepenuhnya berjalan sesuai dengan rencana Jakarta, Batam berpotensi luar biasa, potensi Batam dan Kepri yang memiliki semua keunggulan dibandingkan Singapur sangat menakutkan pemerintah Singapur. Batam pun terus berkembang.
Namun, sejak Otoritas Batam tidak lagi dikendalikan Habibie ( yang penjatuhannya juga ada peran besar penguasa singapur). Batam kini meredup.
BP dan walikota Batam saat ini tidak lebih adalah penguasa-penguasa yang berorientasi pada keuntungan pribadi semata-mata untuk memperkaya diri. Mereka lebih suka jadi antek dan kolaborator mafia tanah dan penguasa singapur dengan melakukan praktek-praktek modus penguasaan lahan/HGU tadi.
Tindakan oknum-oknum BP dan Pemkot Batam tentu sangat merugikan rakyat Batam khususnya, bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.
Maka secara tidak langsung oknum pejabat di Batam telah menjadi hamba sahaya mafia atau kaki tangan penguasa singapur dalam menghancurkan investasi di Batam.
Batam yang didaulat menjadi Kota Industri sudah seharusnya lebih maju dari saat ini, kesejahteraan sudah seharusnya dapat dirasakan masyarakatnya. Namun secara tidak wajar dan tanpa disadari Batam adalah Kota yang ekonominya gagal dan seakan jalan ditempat.
Jika pemerintah Batam seakan buta, seharusnya pemerintah pusat segera membuka mata dan tidak berdiam diri melihat iklim investasi Batam yang sengaja dihambat.
Presiden, MA, DPR RI, Mabes Polri sudah seharusnya bergegas menyelamatkan Batam dari tangan-tangan mafia yang berkedok pejebat. Batam perlu perhatian khusus, RI bukan hanya Jakarta atau Jawa saja. Batam Si Berlian dari Barat, perlu perhatian serius untuk capai kejayaan dan kemakmurannya.
Hanya dengan sedikit kepedulian dan perhatian khusus dari Jakarta, Batam akan menjadi Singapur kedua dengan segala keunggulannya.
Selamatkan Batam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H