[caption id="attachment_84749" align="alignleft" width="300" caption="asal muasal krisis"][/caption] Berawal dari pembantian harga saham di Amerika Serikat menyusul bangkrutnya Lehman Brothers, institusi keuangan yang bergerak dalam sektor property, berimbas pada anjlognya perdagangan saham seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, bursa saham sempat ditutup karena penurunan harga saham sudah dinilai tidak wajar. rupiahpun sempat melorot nilainya menembus level 12.000 per USD. Dalam situasi demikian, untuk mengatasi merosotnya nilai rupiah, yang umum dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan intervensi mata uang atau mengambil kebijakan untuk mengamankan nilai rupiah itu. Salah satu tindakan  yang diambil oleh pemerintah adalah membailout Bank Century yang dinyatakan sebagai bank gagal yang berdampak systemik oleh BI yang pada waktu itu Boediono sebagai Gubernur BI. Systemik atau tidaknya, sebuah fakta bahwa nilai rupiah saat ini berada pada level dibawah Rp. 10.000 per USD. Namun dalam perjalanan pengambilan keputusan bailout Bank Century tersebut, JK yang pada waktu masih sebagai Wapres dan memang hubungannya tidak harmonis lagi setelah pasangan SBY dan JK menyatakan akan bersaing dalam pilpres, JK semakin menunjukkan sikap tidak sejalan dengan SBY  yang ditunjukkan dengan penentangan terhadap keputusan Bailout Bank Century tersebut. Keretakan dengan JK tersebut berawal dari pernyataan salah seorang kader PD yang memprediksi Golkar akan memperoleh suara 2,5 % dalam pemilu. Prediksi kader PD tersebut langsung memicu kemarahan Golkar yang secara terbuka langsung meminta JK untuk bersaing dengan SBY dalam perebutan kursi presiden. Dalam pertarungan perebutan kursi RI I, SBY mampu menggungguli pesaingnya secara mutlak, tanpa ada pemilihan ulang. Namun, tuduhan kecurangan akibat tidak tertibnya pendaftaran oleh KPU, dalam gugatan atas kemenangan SBY tersebut akhirnya tuduhan itu dimentahkan oleh MK. Namun demikian, dalam penunjukkan pembantunya, SBY memberikan kesempatan kepada seluruh partai untuk untuk bergabung, golkar yang semula bersaing dalam pilpres balik badan bergabung dalam koalisi pemerintahan.  Politik tidak dapat dimenerti, PKS yang anti Golkar dapat menrima Golkar dalam koalkisi, begitupun partai yang sejak semula berkoalisi dapat menerima Boediono. PDI yang sejak semula bersikap konsisten sebagai opisisi yang tidak ikut dalam pemerintahan mencetuskan angket century, berbeda dengan Taufik Kiemas yang tampaknya sudah rukun dengan SBY, memperoleh dukungan sebagian partai koalisi dalam pandangannya terhadap bailout bank Century. Namun Pansus Angket tidak memperoleh suara bulat, opsi putusan itulah yang dibawa kesidang paripurna. Takut kalah, mungkin itulah yang mewarnai seluruh anggota dewan sehingga ketegangan dalam sepanjang menangani kasus century ini masih terbawa dalam sidang paripurna. Takut kalah itu menyebabkan semua memasang rambu2, harus diputuskan hari ini menurut kesepakatan, yang lain juga berpikir sama, agendanya dilaksanakan besok lagi. Perbedaan itu membuat suasana panas, hujan interupsipun terjadi, semua ingin bicara dan Maarzuki Ali mengetuk palu, tanda sidang ditutup. [caption id="attachment_84751" align="alignright" width="250" caption="Sidang paripurna"][/caption] Terlepas benar tidaknya tindakan pimpinan DPR tersebut, adalah sebuah keputusan yang tidak dapat ditolak oleh sidang, sidang ditutup. Sidang yang penuh interupsi itupun bubar dan inipun menimbulkan silang pendapat dan kekecewaan penggagas bailout. Apa yang dilakukan oleh Marzuki Ali tersebut dianggap oleh pengganggas angket sebagai tidak berdemokrasi, hak bersuara menyatakan disumbat, mikropon pun mati dianggap sebuah tindakan yang tidak etis. Belum menyentuh subtansi sidang sudah kisruh, bagimana jika menyangkut subtansi, bisa jadi suasana makin memanas. Yang menjadikan suasana sidang seperti itu sesungguhnya untuk kepentingan siapa ?. Boediono dan Sri Mulyani adalah non partisan, mungkin posisi mereka berdua sangat menarik untuk diisi orang parpol, mudah2 an emosi yang terjadi bukan karena perebutan kedudukan itu. Sebab, korupsi memang ada dimana2, kasus BLBI yang masih menjadi mestiry itu menyangkut uang puluhan kali dari bailout Bank Century, tetapi tidak menarik para politisi karena tidak menyangkut kedudukan wapres. Sebagimana disampakai oleh Anis Matta dalam perdebatan yang disiarkan oleh TV One, kalah menang bukan masalah, century adalah momentum menunjukkan jati diri bagi parpol didepan publik. Pantesan emosi tinggi, demi gengsi rupanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H