Mohon tunggu...
Doni Irfar Ferdiansyah
Doni Irfar Ferdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka sesuatu hal yang belum saya ketahui

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adaptasi Siswa Sekolah Formal di Lingkungan Pondok Pesantren

23 Juni 2024   12:33 Diperbarui: 23 Juni 2024   14:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input shttps://www.nu.or.id/daerah/9-tips-betah-di-pesantren-bagi-para-santri-baru-ktals#google_vignetteumber gambar

Pengaruh budaya pesantren terhadap adaptasi siswa baru dari sekolah formal juga dapat dilihat dari perspektif pendidikan. Pendidikan di pondok pesantren berbeda dari pendidikan di sekolah formal. Pendidikan di pondok pesantren mempunyai tingkat kekuatan yang lebih tinggi dari pendidikan di sekolah formal. Siswa baru dari sekolah formal akan mengalami perbedaan dalam Lingkungan pendidikan di dalam pondok pesantren. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebiasaan Islam di antara dua lingkungan yang disebutkan di atas. Siswa dapat berpartisipasi dalam pelajaran untuk memahami dan menerapkan aturan dan peraturan baru yang ada di lingkungan pesantren, siswa dapat mengikuti pelajaran dan pelatihan yang diberikan oleh guru dan pendidik. Siswa juga dapat mengikuti contoh dan pandangan guru dan pendidik. Mereka tidak terbatas pada membahas dan memahami ajaran ajaran Islam yang ketat; sebaliknya, mereka diharapkan dapat memahami bahwa ada ajaran lain.

Perbedaan-perbedaan ini tidak segera terlihat, tetapi dapat dipahami sebagai sesuatu yang harus pengertimbangkan secara efektif. Oleh karena itu, agar dapat menjalani kehidupan yang layak, perlu untuk mematuhi prinsip-prinsip pendidikan multikultural. Ia berharap bahwa pendidikan multikultural akan menjadi sarana yang sangat baik untuk mengatasi konflik yang ada, apakah itu agama, budaya, etnis, atau sebaliknya, serta sarana untuk mempromosikan rasa saling memahami di antara orang-orang yang memegang perspektif yang berbeda. Perbedaan bukanlah sesuatu yang baik atau sesuatu yang buruk karena Allah SWT menciptakan manusia dan hewan dengan kehendak bebas. Oleh karena itu, perlu untuk melihat pendidikan multikultural sebagai bentuk multikulturalisme praktis, di mana penekanan tidak hanya pemahaman konsep tetapi juga pada menerapkannya ke dalam praktek melalui berbagai inisiatif di sekolah dan masyarakat. Prinsip-prinsip moral yang kuat dalam pendidikan multikultural dapat membantu orang mengembangkan toleransi, menghormati hak asasi manusia, dan menghargai keragaman. Santri baru juga diajarkan untuk menghormati aturan-aturan pesantren, seperti tata tertib, adab sopan santun, dan kedisiplinan.Tentu, mari kita lanjutkan pembahasan tentang adaptasi santri baru di lingkungan pesantren.

Pesantren mengajarkan kedisiplinan dan ketaatan terhadap aturan-aturan yang berlaku. Santri baru harus belajar menghormati waktu sholat, mengaji, dan mengikuti jadwal harian dengan disiplin ketaatan ini membantu siswa baru beradaptasi dengan rutinitas pesantren yang berbeda dari sekolah formal. Santri baru akan terbiasa dengan ibadah harian, seperti sholat lima waktu, mengaji, dan dzikir. Lingkungan pesantren memperkuat komitmen spiritual dan membantu siswa baru memahami nilai-nilai agama. Santri baru akan berinteraksi dengan sesama santri yang memiliki latar belakang beragam Ini memperluas wawasan dan membantu siswa baru memahami perbedaan budaya dan karakter. Pesantren sering berada di daerah pedesaan atau pinggiran kota. Santri baru akan mengenal budaya lokal, seperti adat istiadat, bahasa, dan kebiasaan masyarakat sekitar. Ini juga membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekitar pesantren. Santri baru akan memiliki hubungan yang erat dengan guru dan ustadz di pesantren. Mereka akan memberikan bimbingan, nasihat, dan pemahaman tentang nilai-nilai agama dan kehidupan. 

Santri baru akan belajar mandiri dalam mengurus kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci pakaian, membersihkan kamar, dan mengatur waktu belajar Ini membantu siswa baru beradaptasi dengan tuntutan kehidupan sehari-hari di pesantren. Komunikasi sangat penting, sehingga setiap orang harus belajar bagaimana berkomunikasi. Kemampuan komunikasi yang efektif Memungkinkan orang untuk bertukar informasi dengan orang lain, sedangkan keterampilan komunikasi yang buruk membuat interaksi dengan orang lainnya sangat sulit untuk diselesaikan. Komunikasi interpersonal yang baik juga sering menyebabkan masalah dalam kehidupan pribadi atau profesional. Kebanyakan anak anak susah berinteraksi karena kurang memiliki kepercayaan diri selama komunikasi sangat penting karena akan berhubungan dengan banyak aspek dari pekerjaan atau kehidupan pribadi seseorang. Misalnya, di tempat kerja, jika Anda seorang penjual, maka penjualan akan menderita jika Anda tidak dapat menjelaskan fitur produk kepada pelanggan. Selain itu, komunikasi yang efektif membantu dalam mencapai harmoni kelompok dan berfungsi sebagai model peran positif bagi anak-anak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun