Mohon tunggu...
Doni YusufAristiono
Doni YusufAristiono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif UPNVj

Halo semuanya! Nama gue doni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Sampai Tidak Vaksin karena Berita di Media Sosial!

5 Juli 2021   10:30 Diperbarui: 5 Juli 2021   10:31 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai tanggal 13 Januari 2021 lalu, program vaksinasi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah dimulai. Program vaksinasi ini dimulai oleh kepala Negara Indonesia, yakni Presiden Joko Widodo serta beberapa public figure seperti Raffi Ahmad, Kapolri Republik Indonesia, sampai ada pedagang yang mengikuti program vaksinasi di Indonesia ini.

Selanjutnya program vaksinasi ini dilakukan melalui 4 Tahap. Tahap pertama vaksin menargetkan tenaga Kesehatan dan asisten tenaga Kesehatan dan dokter yang bekerja pada fasilitas Kesehatan. tahap kedua petugas pelayanan public seperti polisi, tentara, petugas perbankan dan lain-lain, lalu ada juga lansia. Lalu tahap ketiga adalah masyarakat yang rentan dilihat dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Lalu tahap terakhir adalah masyarakat dan perilaku ekonomi lainnya sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Vaksinasi ini disambut gembira oleh Sebagian orang di Indonesia, yang berharap pandemi covid19 ini berakhir di Indonesia dengan program vaksinasi yang gratis dan disediakan oleh pemerintah. 

Namun, tidak sedikit orang juga yang tidak setuju dengan program vaksinasi ini, banyak dari mereka yang menganggap vaksin hanyalah akal-akalan elit global untuk menanamkan chipset didalam tubuh mereka, dan masih banyak konspirasi-konspirasi lainnya terkait dengan vaksinasi. Hal ini tentu saja tidak jauh dari pengaruh media yang ada di Indonesia ini, Terutama media sosial.

Menurut teori agenda setting yang dikemukakan oleh McCombs & Shaw, media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan membentuk pola pikir audience yang terkena terpaan informasinya. Lalu, mereka menerangkan lebih lanjut bahwa media massa mempunyai kemampuan untuk membuat masyarakat menilai sesuatu yang penting berdasarkan apa yang disampaikan media, dengan kata lain we judge as important what the media judge as important.

Teori ini tentu sangat menjelaskan, bahwa media dapat membentuk pola pikir seseorang terhadap vaksinasi, apalagi dizaman media sosial seperti ini, kebebasan berpendapat sudah sangatlah bebas, setiap orang memiliki kebebasannya sendiri. Hal ini tentu saja memiliki dampak yang sangat besar, apalagi sekarang seseorang mudah percaya dengan apa yang ada di media sosial tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.

Belakangan ini, seseorang yang dikenal sebagai gitaris dari suatu band yang bernama Superman is Dead yaitu Jerinx atau Jrx menyebarkan pendapat bahwa covid itu hanyalah konspirasi dan masyarakat di Indonesia ini tidak perlu dilakukan vaksinasi massal. Dia membeberkan argumennya ke berbagai platform media sosial, dengan dasar-dasar yang masuk akal untuk orang awam tanpa melakukan riset terlebih dahulu.

Hal tersebut lantas membuat orang-orang yang membaca dan mempercayai argument Jerinx akhirnya setuju dengan argumennya dan memilih untuk tidak memercayai Covid-19 dan vaksin yang sudah disediakan oleh pemerintah. Padahal dari yang kita tahu, Jerinx bukanlah seseorang yang berasal dari bidang Kesehatan baik itu dokter maupun perawat. Namun, perkataannya dapat membuat banyak orang percaya dan akhirnya menyuarakan pendapatnya juga di media sosial dan mengajak orang lain untuk tidak percaya dan tidak melakukan vaksinasi.

Hal ini menunjukkan bahwa seseorang publik figure yang memiliki kekuatan yang besar dan sebuah media yang menyangkup banyak orang mampu mengendalikan dan membentuk opini public yang mengarah ke hal yang negative dan berpotensi untuk memecah belah bangsa Indonesia. Padahal covid 19 itu ada dan sangat berbahaya, sudah banyak korban yang berjatuhan juga.

Maka dari itu, kita sebagai manusia yang memiliki akal sehat ada baiknya melakukan pencarian dari kebenaran setiap argument yang ada di media terutama media sosial. Dan kita juga harus bijak dalam memilah konten yang ada di media, dan yang terpenting adalah, kita harus melakukan vaksinasi yang sudah disediakan oleh pemerintah agar terselesaikannya pandemic Covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun