Mohon tunggu...
doni kusuma
doni kusuma Mohon Tunggu... -

Hanya mencoba menumbuhkan kembali kebiasaan lama dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Allah Bertanggung Jawab atas Kejahatan dan Malapetaka (II)?

28 Januari 2011   00:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesi 2 dari 3 sesi

Ayub

Kita mengenal nama Ayub dari catatan Musa di bukuAyub di Alkitab. Musa dan bangsa Israel seperti diketahui pernah melewati Uz, daerah tempat tinggal Ayub , ketika mereka dihukum untuk tinggal di padang gurun selama 40 tahun, sekitar tahun 1473 SM. Ayub sendiri diduga hidup jauh lebih lama sebelum masa itu, bahkan mungkin sebelum Musa sendiri lahir.Di sana kemungkinan Musa mencatat apa yang terjadi pada Ayub.Dalam catatan yang ada, di buku Ayub, kita melihat perdebatan antara Ayub dengan empat temannya mengenai kenapa Ayub menderita. Seperti diketahui Ayub adalah seorang hamba Allah yang melayani Allah dengan baik, sangat baik malah, begitu juga ke empat rekannya. Catatan perdebatan ini dapat membantu kita mengetahui salah satu sebab kenapa ada penderitaan pada umat manusia.Perdebatan ini didasarkan pada tuduhan tiga rekan Ayub kepada Ayub. Mereka menuduh bahwa Ayub sedang dihukum Allah karena ada dosa Ayub yang serius.

Menariknya, karena ke empat rekan Ayub ini juga melayani Allah, sehingga tuduhan sedemikian terhadap Ayub bukanlah tuduhan main-main.Dalam catatan, jika kita membacanya dengan teliti, kita dapat melihat bahwaargumentasi ke empat rekan Ayub ini dalam menuduh dinyatakan pada kata-kata yang benar tetapi dalam konteks dan penerapan yang salah.

Menyimpang sedikit, cara sepertiini berbeda dengan cara yang dipergunakan oleh Ahmed Deedat dalam menulsi buku Combat Kit. Dalam buku Combat Kit, Pak Ahmed Deedat menggunakan penghapusan beberapa kata dari sebuah ayat, sehingga ayat tersebut tampak mendukung pendapatnya. Ke empat rekan Ayub lain caranya, misal, mereka menggunakan kata “Allah akan menghukum orang jahat”, tentu saja ini benar, tetapi kata ini disimpulkan atau dihubungkandengan penderitaan yang menimpa Ayub, sehingga kesimpulannya Ayub-lah orang jahat itu.

Kita teruskan,

Dengan cara seperti di atas, ke empat rekan Ayub ini menyimpulkan bahwa penderitaan yang dialami seseorangadalah akibat dari dosa-dosanya sendiri- Bahwa begitulah cara Allah menghukum. Penderitaan adalah bukti bahwa seseorang secara khusus telah sangat berdosa. Konsekuensi pernyataan ini berat.Pertama Allah dituduh tidak bebelas kasihan, bahwa Allah tidak mempercayai siapapun, bahwa Allah fasik adanya.

Ayub sendiri tidak mengerti mengapa ia menderita. Ayub tidak mendengar pembicaraan antara Setan dengan Tuhan.Yang salah dari Ayub hanyalah upaya Ayub untuk membenarkan diri dihadapan Allah, bahwa menurut Ayub pembenaran dirinya lebih penting daripada pembenaran Allah.

Dalam kasus khusus ini, memang setanlah biang keladi penderitaan Ayub, tetapi yang akan ditekankan dalam tulisan ini adalah, penderitaan Ayub terjadi juga karena Allah mengijinkan tetapi beliau tidak membuatnya, setanlah yang melakukannya.Tuduhan Setan bahwa manusia berbuat baik hanya karena ingin masuk sorga atau demi kepentingan manusia semata dapat digugurkan dengan ketaatan Ayub kepada Allah.

Mudah-mudahan pertanyaan kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan sudah terjawab di sesi 1.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun