cinta,
betapa indah rupawan parasmu saat kau tiba
bagai kuntum bunga mawar yang sedang mekar
meski diam namun dalam hatinya berdebar
membuat bola matanya cerah berbinar
jadikan raut wajahnya terang bersinar
cinta,
mengapa di wajahmu selalu tampak letih
saat kedua hati terpisah jarak dan waktu
terbaring sendiri memeluk jiwa yang perih
hanyut tenggelam di dalam lautan rindu
cinta,
mengapa harus kau teteskan airmata
yang mengalir lembut membasahi pipi
kala sekeping hati yang tersayat luka
di hempas gelombang keangkuhan diri
cinta,
kemana lagi kan kutemukan raut wajahmu
yang bersembunyi di sela rumpun ilalang
meski berjuta langkah telah  kupacu
tapi terhenti di balik bukit menjulang
cinta,
mengapa aku tak mampu melupakan wajahmu
meski waktu telah jauh pergi meninggalkanku
kenangan tentangmu terlukis bagai prasasti
yang tak kan pernah sirna hingga aku mati
cinta,
mengapa mereka harus memperebutkanmu
sedangkan kau hanya bisa diam membisu
apa yang sesungguhnya diinginkan darimu
hanya sekadar melepas hasrat dan nafsu
cinta,
kini giliranku menangis saat menatap wajah pucat pasi
mengapa kau tega membuat hatinya terbelenggu sepi
hingga rela tubuhnya terbujur kaku di dalam pusara
karna dia tak sanggup melihatmu pergi bersamanya
.oOo.
@donibastian - lumbungpuisi.com
highlander - 8/12/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H