Betapa menyedihkan bila kita menemukan berita tentang seorang atlet yang semasa mudanya pernah menjadi juara namun di akhir kehidupannya berada pada kondisi kemiskinan.
Mereka para mantan atlet juara dari berbagai cabang olahraga tersebut mengalami kesulitan ekonomi bahkan terpaksa menjual medali yang mereka banggakan itu hanya untuk sekadar menyambung hidup. Terlepas dari apapun yang telah terjadi pada kehidupan mantan atlit juara tersebut sehingga membuatnya hidup menderita di hari tua, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olah Raga tak boleh tinggal diam.
Berikut ini adalah (contoh) beberapa mantan atlit juara yang mengalami kehidupan yang tidak layak di masa tuanya;
Informasi lengkapnya mengenai mantan atlit juara bisa dibaca di sini
Semua mantan atlit juara, apalagi yang telah menorehkan prestasi olahraga tingkat internasional, sudah tentu ingin menikmati sisa perjalanan hidupnya dalam kondisi yang layak. Sebagai pahlawan di bidang olahraga yang telah mengharumkan nama Indonesia di dunia international, maka negara berkewajiban untuk menjamin kehidupan di masa tua mereka.
Memang Pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Pemuda dan Olah Raga, tentu telah memberikan apresiasi atau penghargaan kepada para atilit juara tersebut  sesaat setelah tampil sebagai juara, selain berupa sertifikat atau tanda jasa, uang pembinaan dll juga bonus berupa uang tunai, rumah/tempat tinggal, kendaraan dll yang nilainya hingga ratusan bahkan miliaran rupiah sesuai dengan tingkat prestasinya.
Namun hal ini adalah sebagai bentuk apresiasi yang sifatnya hanya sementara waktu saja. Maksudnya adalah bahwa sang atlit juara tak bisa menikmatinya hingga akhir kehidupannya.
Mengapa demikian? Sebab bentuk apresiasi atau berupa uang tunai, rumah atau kendaraan tersebut diberikan secara lumpsum  (untuk hadiah berupa uang), dan yang berupa rumah atau kendaraan, pemerintah tidak memberikan fasilitas pemeliharaan.
Oleh sebab itu, penghargaan yang berisifat lumpsum tersebut, harus dikelola sendiri oleh atlit juara yang bersangkutan agar tetap memberikan manfaat sebaik-baiknya. Namun demikian, dalam menjalani kehidupan selanjutnya, ada sebagian mantan atlit juara yang mengalami nasib kurang beruntung. Terlepas dari permasalahan apapun yang dialaminya, sebagian mantan atlit juara tersebut mengalami penderitaan dalam kemiskinan pada akhir akhir masa hidupnya.
Sebagaimana yang seringkali di dengung-dengungkan bahwa negara yang besar adalah negara yang bisa menghargai jasa para pahlawannya termasuk pahlawan olah raga, maka pemerintah harus mencari solusi untuk melindungi para mantan atlit juara tersebit, agar tak terjadi lagi kasus seorang mantan atlit juara yang menderita kemiskinan di akhir masa hidupnya.