di tanah ini
aku tumpahkan sejumlah rindu pada masa kecilku
meski sekian puluh tahun telah jauh berlari
namun bekas tapak kaki kecil yang telanjang
tampak jelas membelah bibir kali di samping huma
di bawah pohon meranggas ini aku pernah tertidur pulas
yang semasa itu masih bertaburan daunnya
semilir angin memaksa kedua bola mataku terkatup
tak jauh dari teman sebayaku duduk mematung
menunggu umpan di ujung kailnya yang diam
gemercik air yang jernih sebening kaca
seakan membuai irama dalam larut mimpi
sementara sepasang gelatik biru muda di sela ranting
tengah memadu kasih di antara teduh alam desa
aku terjaga tatkala suara gelak tawa
memecah keheningan suasana
kulihat batang bambu kuning ditangannya
melengkung mengikuti arah seutas tali plastik
yang tersendat saat mulut nila menariknya
dia menggelepar
bersama perutku yang lapar
kupantik api kecil diatas kering jerami
makin menyala di tiup angin sepoi
lidah api menjilat tubuhnya yang segar
menebar aroma bangkitkan selera
nila yang terpanggang setengah matang
tak membuatku berhenti menyantapnya
meski tak membuatku kenyang
aku menikmati bersama teman sebaya
tak terasa langit mulai meredup
tanda akan berakhirnya hari
aku kembali menyusuri langkah
tinggalkan satu goresan kisah
inginku ulangi semua yang pernah terjadi
namun harapanku kini telah punah
riak kecil air yang dulu menari-nari
kini tak pernah bisa kulihat lagi
rumpun padi yang dulu terhampar
berganti urat besi yang menjalar
tertimbun lusinan petak hunian
terlindas roda kemajuan zaman
kini giliranku terdiam membisu
melepas serangkai kenangan
lukisan masa kecilku telah hilang
ditelan oleh pusaran waktu
.oOo.