Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist - Konsultan Pemeliharaan Ikan Koi

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati Melawan 'Anak Kemaren Sore'

12 Maret 2016   20:06 Diperbarui: 12 Maret 2016   20:33 2748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang tahu, Megawati Soekarnoputri adalah seorang politisi paling senior di negeri ini. Tahun ini sudah genap 30 tahun bergelut di bidang politik di tanah air. Pasang surut gelombang sudah pernah dialaminya dalam memimpin PDI Perjuangan dan kembali mengantarkan PDIP menjadi parpol pemenang pemilu 2014 lalu.

Namun keberadaan Megawati di atas kursi singasana PDIP, saat ini tengah diuji dengan hadirnya Ahok, seorang putra daerah dari kampung kecil di Bangka Belitung yang kini menjadi orang nomor satu di ibukota Jakarta.

Dalam dunia politik, bila dibandingkan dengan Megawati, ibaratnya Ahok hanyalah 'anak ingusan' yang baru ikut bermain kemaren sore. Tapi meski demikian, publik terlanjur menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh Ahok dalam membenahi ibukota, layak untuk terus dilanjutkan.

Sebagian warga Jakarta sudah sangat yakin dan percaya bahwa untuk saat ini, satu-satunya pejabat yang dinilai tepat untuk menjadi Gubernur DKI hanyalah Ahok, terlepas dari kontroversi terkait tabiat Ahok yang keras dan kasar.

Ahok pun kini tampil bagai batu permata langka yang memukau siapapun yang memandang, termasuk pihak PDIP sendiri. Namun sayang, gayung tak bersambut. Pinangan PDIP untuk mengusung Ahok sebagai Cagub DKI periode kedua ternyata ditolak mentah-mentah oleh Ahok dengan keputusannya memilih bergabung melalui jalur Independen.

Hati siapa yang tak sakit diperlakukan seperti itu oleh Ahok. "Anak durhaka dia !", demikianlah kira-kira yang terdengar di dalam hati Megawati, sebab bagaimanapun juga, karir politik Ahok yang moncer sekarang ini, tak lepas dari peran PDIP saat memasangkan Ahok sebagai WaGub DKI bersama Jokowi beberapa waktu lalu.

Kekecewaan yang dirasakan oleh Megawati akibat penolakan itu, bagi Ahok adalah sebuah resiko perjuangan membela kemurnian hati nurani. Ahok bukanlah pejabat yang anti parpol, dan sama sekali tidak ingin memberi contoh perilaku Deparpolisasi, sebab Ahokpun juga terlahir dari rahim partai politik. Ahok juga bukan berniat untuk mengecewakan 'ibu angkat' politiknya, tapi sesungguhnya Ahok sangat menghormati keberadaan Megawati yang pernah mengusungnya menjadi pasangan pemimpin DKI bersama Jokowi.

Namun Ahok tentu punya hak dalam menentukan pilihannya sendiri tanpa ada pihak manapun yang mencampuri. Sepanjang tidak melanggar peraturan, maka tak ada yang boleh menyalahkan. Pilihan kepada jalur Independen adalah sebagai wujud nyata, bahwa Ahok menghargai dan sangat peduli terhadap aspirasi dari warganya sendiri. Ahokpun akhirnya dengan terpaksa berpisah
kongsi dengan Megawati.

Satu-satunya yang melatarbelakangi niatnya untuk berpisah dengan Megawati adalah keteguhan hatinya sendiri. Sebagai seorang yang sangat temperamental dan punya nyali besar, Ahok bahkan tak pernah peduli kepada siapapun, apalagi yang meghalangi niatnya untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di negeri ini.

Itulah Ahok, dengan segala kekurangan dan segudang prestasi. Mungkin poin inilah yang justru membuat sebagian besar masyarakat begitu berharap agar Ahok tak berhenti di tengah jalan, sebab perjuangan untuk membenahi ibukota belumlah usai.

Sebagai perwujudan rasa cinta kepada Ahok, para relawan telah bersedia memeras keringat, membanting tulang dan bekerja keras siang malam untuk mengumpulkan dukungan demi satu tujuan, AHOK harus terpilih kembali untuk periode yang kedua nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun