Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist - Konsultan Pemeliharaan Ikan Koi

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hadiah Terindah di Awal Tahun

2 Januari 2016   12:58 Diperbarui: 2 Januari 2016   13:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah suasana  gerimis pagi ini, tiba-tiba saya mendengar suara seorang kurir yang mengantar  sebuah paket tertutup. Awalnya saya bertanya dalam hati, apa gerangan isi dari paket itu. Saya pikir itu adalah  pesanan online dari istri atau anak-anak saya dan tanpa saya pikir panjang, langsung saya serahkan kepada istri. Sesaat kemudian,  istri saya memanggil saya lagi, katanya paket itu untuk saya. Saya merasa agak aneh, apa dan dari siapa paket itu,  sebab saya merasa tidak sedang menunggu kiriman apapun. Tapi begitu saya buka, saya baru tersadar bahwa paket itu berisi 3 buah buku yang sengaja dikirim oleh Pak Thamrin Sonata untuk saya.

Saya tertegun sejenak membaca nama pengarang  ketiga buku tersebut. Dua buku tertulis nama Tjiptadinata Effendi dan satu buku lainnya tertulis nama Roselina istrinya.

Ya, Tjiptadinata Effendi, adalah nama yang tidak asing bagi saya. Dulu, pertama kali saya mengenal beliau atas referensi dari sahabat saya Katedra Rajawen. Dia bilang, penulis terbaik di Kompasiana itu adalah Tjiptadinata Effendi. Sayapun penasaran, siapa sebenarnya Tjiptadinata Effendi itu?

Setelah membaca tulisannya, kemudian saya harus mengakui bahwa apa yang dikatakan oleh sahabat saya itu benar adanya. Ternyata Pak Tjipta adalah benar-benar seorang penulis yang humanis dan semua tulisannya menjadi sumber inspirasi dan motivasi setidaknya bagi saya pribadi. Tidak hanya itu, Pak Tjip dan bu Roselina adalah pasangan suami istri yang rendah hati, sederhana  dan memiliki kepekaan sosial yang sangat  tinggi.

Saya pun kemudian segera membuka-buka halaman ketiga halaman buku tersebut dan sekilas membacanya. Buku berjudul  ‘Beranda Rasa’ dan ‘Penjaga Rasa’, keduanya padat  berisi  kisah perjalanan hidup Pak Tjip dan Bu Roselina yang sangat berharga dan bisa saya petik hikmahnya.

Saya kemudian terdiam dan hanya bisa memandangi ketiga buku tersebut yang tergolek di meja yang dekat dengan layar komputer. Entah kenapa tiba-tiba dada saya rasanya sesak dan kedua mata saya berkaca-kaca.

Saya terharu dan rasanya ingin menangis, melihat apa yang terjadi. Saya merasa bukan siapa-siapa bagi Pak Tjipta dan Bu Roselina. Bahkan  saya tak seperti  teman-teman lainnya yang telah menulis tentang keberadaan Pak Tjipta di mata mereka dalam buku ‘Semangat Matahari Pagi”. Saya merasa belum berbuat banyak untuk Pak Tjipta,  tapi mengapa justru Pak Tjipta yang begitu besar melimpahkan perhatiannya kepada saya dengan mengirimi saya buku-bukunya itu. Bahkan ketika Pak Tjip dan Bu Roselina merayakan Ulang Tahun pernikahan mereka ke- 50 di Jakarta tahun lalu, saya pun diundang, namun karena suatu hal saya tak sempat datang. Mungkin karena waktu yang belum berpihak kepada saya untuk bertemu dan menghadiri acara beliau berdua.

Pak Tjipta dan Bu Roselina adalah sumber inspirasi banyak orang termasuk saya, dan sudah sepantasnya saya membalas budi baik pak Tjip yang telah banyak membantu saya baik dari tulisan-tulisannya, dan bantuan materi lainnya. Tapi belum sempat saya melakukan apa-apa, mengapa Pak Tjipta justru lebih dulu menambah lagi perhatiannya kepada saya. Saya sesungguhnya merasa malu kepada Pak Tjipta, mengapa saya tak mampu menandingi perhatian yang beliau limpahkan kepada saya.

Melalui tulisan ini, saya untuk kesekian kalinya hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas perhatian dan segala hal yang telah diberikan oleh pak Tjipta dan Bu Roselina kepada saya.

Semoga apa yang telah dilakukan oleh Pak Tjipta dan Bu Roselina dapat memberi manfaat kepada banyak orang, dan semoga Tuhan senantiasa  memberikan berkah kepada beliau berdua, sebagai bekal menempuh sisa perjalanan hidup  di dunia dan di akhirat nanti. Amin.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Pak Thamrin Sonata atas kesediaan beliau untuk mengirim  ketiga buku tersebut kepada saya, sebagai hadiah terindah di awal tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun