Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist - Konsultan Pemeliharaan Ikan Koi

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Abangan, Konde, dan Kidung

7 April 2018   09:49 Diperbarui: 7 April 2018   10:47 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kanigoro News

Di Jawa khususnya, ada sebutan atau istilah "Islam Abangan". Apa itu?
Mereka adalah orang-orang yang mengaku beragama Islam, tapi tidak menjalankan ibadah sesuai Syariat Islam atau mereka beribadah tapi hanya sesekali saja.

Konon kabarnya, kata 'Abangan' ini diambil dari nama Syekh Lemah Abang atau Syekh Siti Jenar, yang dulu pernah mengajarkan paham "Manunggaling Kawula Gusti" di tanah Jawa.  'Manunggaling Kawula Gusti' maksudnya kurang lebih adalah bahwa Tuhan menyatu di dalam diri manusia.  Aliran ini menganggap jika seseorang sudah memiliki sifat-sifat dan perilaku yang baik, maka tak perlu lagi menjalankan ibadah kepada Tuhan.

Mungkin karena terpengaruh dengan adanya aliran tersebut, mereka lalu beranggapan bahwa dalam hidup ini yang penting adalah berbuat baik dan tidak ingin merugikan orang lain. Jadi, mereka bahkan tidak tau, apa itu Syariat Islam yang sebenarnya.

Kaum Islam Abangan ini  sangat menjunjung tinggi warisan budaya dari leluhur mereka dan tak mau mengikuti budaya asing atau ikut-ikutan dengan tren masa kini. Mereka khususnya kaum perempuan, masih senang memelihara rambut yang panjang agar bisa digelung menjadi berbentuk konde.

Ketika menghadiri sebuah acara pernikahan adat Jawa, kaum perempuan ini tak mau menggunakan konde palsu, sebab memang rambut mereka panjang-panjang dan bisa di jadikan konde. Merekapun sangat bangga dengan konde asli miliknya itu.

Mereka juga masih senang memakai kudung (kerudung) untuk sekadar menutupi rambutnya jika sedang bepergian ke suatu tempat atau bertamu ke rumah tetangga atau sanak familinya. Perempuan Jawa ini terkenal dengan keramahan dan perilakunya yang santun dan selalu menyapa siapapun yang ditemuinya.

Jika malam tiba, perempuan jawa ini suka menyenandungkan lagu-lagu jawa (kidung) ketika menemani tidur anak-anaknya. Karena suaranya yang lembut dan sedikit berbisik-bisik membuat suasana makin tenteram dan damai, sehingga anak-anaknya menjadi cepat tertidur pulas.

#donibastian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun