pesonamu menari bagai balerina di lantai dansa
tiada sedetikpun tatapanku terbuang dari mu
gemulai tubuhmu merebak bangkitkan gairah
membawaku sejenak larut dalam khayalan semu
kau adalah sekuntum kembang di taman hati
manjamu merekah dalam senandung fantasi
lengkung bibir seindah pelangi usai rinai gerimis
lentik jemari pertanda perangai jiwa yang manis
laksana biduanita tengah bersenandung lagu cinta
aku tersihir oleh irama nada yang terlantun di bibirmu
kaukah bidadari dalam bingkai mimpiku semalam
yang perlahan sirna saat aku terjaga dalam diam
tubuhmu terbang bagai kapas tertiup lembut angin
yang tak sempat kuraih saat terlepas dari dekapan
menggapai bayanganmu sebatas merangkai asa
memujamu hanyalah pemuas hasrat menggelora
aku tak mengerti mengapa aku duduk disini
sedang kutahu bahwa kau ada di seberang
lambaian tangan kukirim bersama merpati
demi kasih yang terdampar di batu karang
mungkin aku adalah manusia bodoh yang pernah ada
tak pandai menerima isyarat dari kerlip bintang di sana
sepanjang malam ku hanya bisa memandang rembulan
dari balik jendela kamarku yang terkurung dalam angan
sesaat kutersadar bahwa waktu tak berpihak kepadaku
meski hadirmu bagai setetes embun membasahi pagi
kau tinggalkan seberkas kisah di lembar halaman buku
kau telah mengisi jiwa di setiap kata dalam bait puisi..
‪#‎donibastian‬ - lumbungpuisi.com
greenfield 1/12/2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H