Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Kisah Manusia Gerobak

17 Februari 2016   12:19 Diperbarui: 17 Februari 2016   12:54 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi gambar: news.metrotvnews.com"][/caption]lelaki itu berjalan menarik gerobak reyot
tersengat terik matahari membakar kulit
butiran peluh deras membasahi kerah 
menyusuri langkah di tengah cuaca gerah

di belakang istrinya mengikuti langkah seiring
sesaat ingin berteduh di bawah pohon beringin
kotak sempit menyimpan anaknya terbaring
dalam gerobak setengah tertutup selembar kain

sesaat sibuk mencari alas sekadar untuk duduk
secarik koran bekas diambilnya lalu digelar
anak semata wayang masih lelap meringkuk
sejenak terbangun karna perut menahan lapar

ibunya meraih seikat nasi bungkus sisa tadi pagi
masih ada terselip sepotong ikan asin dan sambal
anak itu disuruhnya makan nasi beraroma basi
tak pernah takut sakit, sebab perutnya kian kebal

lelaki dan istrinya itu kemudian duduk berdampingan
kedua tubuh tersandar di batang pohon melepas lelah
dua manusia itu tampak rukun meski dalam kemiskinan
bertahan hidup di pusat kota ternyata tidaklah mudah

manusia gerobak melawan gelombang setinggi gunung
menembus pusaran kesulitan di jantung metropolitan
pergi dari kampung halaman sekedar mengadu untung
untung tak dapat diraih, terdampar di pinggiran jalan

manusia gerobak adalah pemilik jiwa yang merdeka
pergi mengembara kemana saja yang mereka suka
biar hujan deras menerpa tak menyurut langkahnya
bermandi cahaya terik mentari sudah hal yang biasa

menusia gerobak tetap menyimpan secercah asa
masih adakah kesempatan memperbaiki nasibnya
di tengah hiruk pikuk dan ganasnya kota jakarta
bertahan demi menyambung perjalanan hidupnya

semoga saja tuhan segera memberi petunjuk arah
kemana kaki mereka seharusnya pergi melangkah
bila memang kota jakarta tak punya sikap ramah
lebih baik pulang ke desa menanam padi di sawah

 

#donibastian - lumbungpuisi.com

HL-26/05/2013

ilustrasi gambar: news.metrotvnews.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun