Mohon tunggu...
Doni Afrizal
Doni Afrizal Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja Oil and Gas di Singapore

Selanjutnya

Tutup

Politik

Elit PKS Pakai Ilmu Pelet, Kader Jadi Cinta Sangat

4 April 2013   12:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:44 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke kantor saya di daerah Jurong Port sana bisa di tempuh dengan berbagai moda transportasi. Bike to work juga bisa, but tak kuatlah karena jauh. Yang biasa saya gunakan naik kereta api (upsss MRT namanya tanpa api) di stasiun Pioneer turun di Boon Lay, lalu jalan sedikit ke bus interchange. Di singapore ni salut lah dengan budaya antrinya. Kebayang gak jengkelnya udah capek-capek berdiri antri bayar ZZZ eh ada yang nyelonong. Kalo di terminal bus ini buat naik bus di sediakan line buat ngantri. Antri yang nyaman coz ber-AC. Saya mo ngomongin soal PKS lagi. Sorry ya kalo ada yang gak suka. Kalo ada yang bosan bukannya PKS tu Pembuat Kebosanan Sauuuuhh (maksa mode ON).hehehe. Di tanah air saya baca di media online sedang heboh soal memasukkan ilmu santet  ke dalam hukum positif. Sampai-sampai anggota DPR berniat berkunjung ke Belanda untuk mempelajari bagaimana pelaku sihir di sana di hukum. Untunglah anggota DPR dari fraksi PKS tidak ikut-ikutan ke sana. Kata mereka sih ngapain jauh-jauh ke sana bikin capek badan dan capek hati karena diomongin orang se Indonesia. Kata mereka minta tolong paman Google buat nyariin info bisa kok. Paling cukup ditolak ama duit Rp 6000/jam buat bayarin warnet. Kan mereka nge-net di warnet Pemuda Kampung Sebelah (PKS).hehehe.Gaklah,masak di gedung DPR takda internet. Berita nya ada di sini Eh, sodara-sodara tau gak ilmu Pelet? Yang lain nyebutnya ilmu Pengasihan ada juga nyebutnya Pakasiah. Yang intinya menggunakan black magic untuk mengubah hati seseorang menjadi sayang ke pelaku pelet tanpa dia sadari. Setahu ku ilmu pelet ni gak masuk di RUU yang lagi heboh ni. Kalo iya, bisa gawat nih PKS. Elit PKS suka ngamalin ilmu Pelet lho. Lho kok bisa? Iya lah, tengok saja bagaimana kader PKS cinta ama pimpinannya. Walo LHI nanti terbukti bersalah dan dipenjara pun mereka tetap cinta dgn mendo'akan agar dosanya di ampuni dan tidak mengulangi lagi dan kader tetap setia ama kendaraan yang namanya PKS ni. But, bukan saja elit PKS yg ngamalin, kader-kadernya pun wajib ngamalin. Lihatlah bagaimna Presidennya yang terbaru pun juga cinta ama kader-kadernya. Lihat saja di mana-mana beliau datang pasti menebar salam cinta. Tau gak wirid apa yang dipakai mereka hingga mereka-mereka ni saling cinta. Namanya adalah Al Ma'tsurat. Wirid ni dibaca pagi ama petang ama mereka. Mulai dari Al Fatihah ampe doa Rabithah. Nah Doa Rabithah inilah biangnya kenapa kader-kader PKS ni saling men-cinta. Mau tau do'anya, ni dia : Ya Allah, Engkau mengetahui hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada Mu, telah berjumpa dalam taat pada Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada Mu, telah berpadu dalam membela syariat Mu ,Teguhkanlah ya Allah ikatannya, kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan-jalannya, penuhilah hati-hati tersebut dengan cahaya Mu yang tidak pernah padam, Lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan iman kepada Mu dan kebaikan tawaqal pada Mu . Matikanlah ia dalam syahid di jalan Mu. Engkaulah sebaik-baiknya pelindung dan penolong. Ya Allah kabulkanlah. Dan sampaikan salawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw. Kepada keluarga, para sahabatnya dan juga sampaikanlah salam Nah, terjawab sudah kenapa hanya di PKS kader-kader cinta sama rekannya dan pemimpinnya. Gak seperti di parpol sebelah yang saling sikut-sikutan. Jadi, jangan heran kalo mereka-mereka ni bergerak melawan mereka-mereka yang meng-olok-olok PKS. Eh, jangan-jangan bukan kader PKS saja nih yang kena pelet. Simpatisan pun bisa juga dah kena nih.hehehe Salam 3 besar dari negeri Singa. Selengkapnya do'a Al Ma'tsurat bisa ditengok di sini atau dibeli di toko-toko buku terdekat. Jangan beli ama saya, karena takda jual. Kalo pun jual, entar berat di ongkos dari Singapore ke tempat sampeyan.hehehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun