Pagi ini 2 April 3013 genap sudah 3 bulan nyangkul di negeri orang. Meninggalkan anak istri di batam sama mertua demi beberapa lembar dollar singapore. Berkutat dengan beberapa lembar document fabrikasi. Memonitor kerja kawan-kawan dari foreigner dari india,bangladesh,filipina,myanmar,oh tentulah para singaporean yang mayoritas melayu,cina,sebagian india. Bekerja dengan berbagai bangsa,berbagai suku,dan berbagai agama. Akhir-akhir ini di tanah air gencar diberitakan di media online kasus-kasus dugaan korupsi kader PKS. Sambil jalan ke stasiun Pioneer MRT dari kosan di Jurong West, saya berpikir 'kok bisa mereka korupsi ya' itu seandainya terbukti di pengadilan yang betul-betul adil lho. Saya ingat dulu waktu pernah bersinggungan dengan kader PKS,seringan-ringannya ibadah mereka adalah sholat lima waktu yang sebagian besar dikerjakan di mesjid. Sholat subuh di mesjid terutamanya. Wah,jadi malu nih karena mesjid susah di sini jadinya jum'atan saja bisa sholat di mesjid. Bukankah sholat itu mencegah dari kejahatan keji dan mungkar? Firman Allah SWT dalam QS. Al ’Ankabuut : 45, Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Oia,selain itu bukankah di PKS itu ada control system-nya yang mereka sebut sebagai lingkaran cinta alias liqo'. Ini wajib buat mereka sekali seminggu ikut. Mulai dari level bawah ampe level atas. Setau saya di lingkaran cinta ini mereka selain ngaji Islam lebih dalam, mereka juga wajib setor amalan harian selama seminggu seperti: 1) Sholat subuh di mesjid berapa kali seminggu 2) Sholat yg lain berapa kali di mesjid 3) Sholat sunat sebelum atau sesudah sholat wajib berapa kali 4) Sholat dhuha berapa kali 5) Baca Al Qur'an berapa juz minggu ni 6) Puasa sunah senin kamis berapa kali 7) Infak sadoqoh ada tidak 8) Olahraga ada tidak 9) Dan lain-lain tak tau kalo ada tambahan lagi Ah, gak sanggup dah jadi kader PKS. Jadi simpatisan saja deh. Malu buat laporin amal harian. Eh, amal harian kok dilaporin bukannya riya? Buat mereka sih tidak jadi riya tapi jadi penyemangat berlomba-lomba dalam kebaikan. Nah, dengan sistem kontrol yang macam tu mungkinkah mereka korupsi? Biasanya buat mereka kader yang mulai kurang amal hariannya temen-temen satu lingkaran pasti mengingatkan. Separah-parahnya keluar dari lingkaran cinta alias turun level. Ini diibaratkan sensor ketinggian air tanki yang memerintahkan pompa air buat isi tanki ketika air tanki kurang. Kalo air tidak juga terisi apakah tankinya yang harus di buang? Tentu tidak khan? Harus cek dulu apa sensor kurang akurat apa perlu dikalibrasi lagi, apa pompa ada komponennya yg rusak dan seterusnya dan seterusnya. Saya yakin kader PKS lebih tau cara kerja kontrol sistem pengkaderan mereka. Apa yang harus diperiksa dan diperbaiki jika ada yang abnormal. Setidaknya ada bukti kalo sistem kontrol ini masih bekerja. Beberapa foto di bawah menunjukkan salah satu elit politik PKS masih menjaga amal hariannya. Ini foto Gubernur Sumut hasil pemilu terakhir kemarin yang bentar lagi menjalani sidang gugatan pilkada. sedang mengamalkan anjuran no 4. Diambil di sini Satu lagi ni sedang mengamalkan anjuran no 5, lagi-lagi Gubernur Sumut. Sayang saya lupa save fotonya. Setidaknya pak Gatot Gubernur Sumut menerapkan dengan baik pembinaan keluarga. Seluruh anak gadisnya berjilbab. Menurut beliau begini caranya mendidik keluarganya. bisa di baca di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H