Mohon tunggu...
Doni Swadarma
Doni Swadarma Mohon Tunggu... -

Menghabiskan masa kecil sampai SMA-nya di seputaran terminal Blok M, setelah menyelesaikan pendidikannya di Teknik Sipil UI, mendedikasikan diri di dunia pendidikan sambil mengamati banyak hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Momentum Salah Jalan

30 Oktober 2011   05:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:17 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semuanya telah kuberi
dengan kesungguhan hati
Untukmu hanya untukmu

Tak perlu kau tanya lagi
siapa pemilik hati ini
Kau tahu pasti dirimu
tolong lihat aku
dan jawab pertanyaanku
Mau dibawa kemana hubungan kita??

(Mau dibawa kemana-Armada)

Dalam beberapa kesempatan, kata momentum seringkali kita ucapkan atau kita dengarkan, contoh “jangan sampai kita kehilangan momentum”, atau “sekaranglah momentum yang tepat untuk berubah” sebenarnya apakah pengertian momentum itu ?

Dalam ilmu sains momentum dapat dilihat sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan suatu benda. Variabel yang mempengaruhi besaran momentum (p) adalah massa (m) dan kecepatan (V), hubungan antara ketiganya dapat dilihat sebagai berikut :

P = m. v

Contohnya begini,truk kontainer yang sarat muatan pasti akan lebih sulit dihentikan pada saat melaju dengan kecepatan yang sama dengankendaraan lain yang lebih ringan, bajaj misalnya, karena truk kontainer tersebut memerlukan gaya yang jauh lebih besar daripada bajai untuk dapat berhenti. Artinya momentum truk kontainer tersebut jauh lebih besar daripada bajai karena perbedaan massa yang signifikan.

Atau sebaliknya, dua buah bajaj yangidentik akan berbeda besar momentumnya bilakecepatannya berbeda. Jadi bajaj yang bergerak cepat momentumnya lebih besar dibandingkan bajaj yang lambat.

Momentum adalah besaran vektor, yang artinya mempunyai arah dan tujuan yang pasti. Sebab suatu partikel yang bergerak pasti akan mempunyai arah dan tujuan. Sedangkan sebagai suatu sistem momentum bersifattetap sebelum dan setelah terjadinya tumbukan (benturan) selama tidak ada gaya yang berasal dari luar. Lihat sajamobil yang menabrak pohon. Momentum mobil yang besar disalurkan pada pohon sesaat ketika terjadi benturan, sehingga menimbulkan kerusakan yang besarnya sama dengan momentum sebelum terjadi benturan.

Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil dari fenomena momentum ini. Bahwa bergerak adalah suatu keharusan, dengan bergerak maka kita akan memiliki momentum.Namun sekedar bergerak pun tak cukup, karena akan lebih baik lagi bila bergerak dengan massa yang besar dalam wadah organisasi karena dengan berorganisasi maka dapat menghasilkan momentum yang jauh lebih besar pula.

Disamping itu bergerak pun jangan sekedar bergerak saja, tapi harus punya tujuan dan arah yang jelas. Seperti besaran vektor lainnya, momentum pun memiliki arah dan tujan yang pasti. Jadi dalam berorganisasi visi, misi, platform, AD/ART dan kelengkapan lainnya haruslah jelas namun tidak kaku. Karena dinamikasi kehidupan adalah suatu keniscayaan, oleh karena itu organisasi yang baik haruslah bersifat fleksibel terhadap perkembangan dan perubahan. Justru bila kaku dan baku maka akan sulit bertahan menghadapipersaingan.yang tak terhindarkan. Jadi, organisasi harus memiliki arah namun jangan sampai salah arah.

Sama halnya dengan momentum, bila arah dan tujuannya salah maka akan mengalami tumbukan. Semua yang sudah dibangun dari awal, sudah memiliki massa lumayan, sudah berjalan dengan kecepatan konstan namun semua akan menjadi berantakan karena salah jalan danterjadi tumbukan. Akibatnya momentum yang selama ini telah dihasilkan akan berbalik merugikan diri sendiri…….

Jangan sampai organisasi Andasalah jalan, karena semuanya akan berantakan…………

Doni Swadarma (Sainspirasi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun