Mohon tunggu...
doni suhendar
doni suhendar Mohon Tunggu... -

Maju Terus, Pantang Mundur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menebak? Nasib Ahok di Kasus Penistaan Agama

12 Januari 2017   12:01 Diperbarui: 12 Januari 2017   12:29 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

5 kali sudah Ahok menjalani sidang atas dugaan kasus penistaan agama, alotnya sidang yang di jalani Ahok di karenakan Ahok pun  menyangkal dugaan tersebut, dirinya merasa tak pernah berbuat atau melakukan penistaan agama, hal itu hanya permainan di belakang untuk menjatuhkan dirinya saat itu.

Dengan segala proses yang berjalan akhirnya Ahok mau tak mau menjalani sidang dengan Kasus penistaan Agama yang di gelar di eks Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Pada persidangan pertama Ahok Jaksa telah mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP. JPU menilai Ahok telah melakukaan penodaan terhadap agama serta menghina para ulama dan umat Islam.

Dalam tanggapannya, JPU menyatakan bahwa Ahok dianggap berpotensi untuk memecah belah bangsa. JPU pun sempat menyebut bahwa Ahok merasa dirinyalah yang paling benar dengan menyebut adanya oknum politisi yang pengecut dengan menggunakan ayat agama untuk menjatuhkannya.

Euforia pun berdatangan, selain media nasional yang memberitakan Ahok di sidang perdana nya, media-media massa Internasional pun ikut menyaksikan gelaran sidang kasus penistaan agama, New York Times (NYT) misalnya turun dengan laporan yang menyebutkan bahwa Ahok menangis ketika membacakan pembelaan dalam sidang yang digelar di Jakarta beberpa waktu lalu, Senada dengan sejumlah media di Barat, NYT juga menilai bahwa kasus Ahok adalah batu ujian bagi pluralisme dan toleransi di Indonesia. Dikatakan pula bahwa kasus ini bisa 'eksplosif', Harian Inggris The Guardian sementara itu mengutip pembelaan Ahok di persidangan bahwa dirinya tak punya niat untuk menistakan Islam, karena ia sendiri dibesarkan di lingkungan Islam.

Banyak pengamat justru melihat kasus Ahok merupakan sebuah skenario politik, pasalnya berbarengan dengan euforia Pilkada DKI Jakarta, tentunya ini sangat menguntungkan bagi competitor calon lainnya untuk meraih suara di Jakarta, hal ini juga belum bisa dibuktikan dengan analisa semata, tapi suara tetaplah warga DKI yang punya hak di Pilgub nanti. Skenario yang paling mungkin ialah scenario orang-orang di belakang Ahok yang punya segudang kepentingan, hal itu bisa dibuktikan dengan data dan juga analisa politik, peta politik Ahok perihal Gubernur DKI Jakarta tentu sebuah keuntungan luar biasa untuk orang-orang di belakang Ahok.

Mengikuti alur cerita kasus penistaan agama yang sedang di lakoni Ahok menimbulkan sejuta pertanyaan, kalau orang-orang di belakang Ahok mempunyai kepentingan politik berarti bisa jadi atau pun mungkin orang-orang yang berhubungan dengan Ahok bisa melakukan intervensi, kita tau itu dan mungkin semua orang juga mengetahui bagaimana susunan bagan orang yang berhubungan dengan Ahok baik diluar maupun di dala pemerintahan, intervensi yang paling mungkin di lakukan ialah sudah pasti pemerintahan.

Masyarakat pun tahu sebelumnya dia merupakan Mantan Bupati Bangka Belitung yang mencoba hijrah ke Jakarta untuk di pinang menjadi Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo, yang secara otomatis pendukung nya Joko Widodo pastilah mendukung juga Ahok pada waktu itu, yang pada endingnya mereka lah juara Pilkada DKI Jakarta.

Tersangkutnya kasus hukum Ahok membuat orang-orang di sekitar Ahok memunculkan Plan B, berarti scenario pun sudah terbentuk sejak AHok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Oke mungkin banyak orang tahu Ahok adalah Anak emas Megawati Soekarno Putri Saat ini, walaupun dulu Ahok adalah anak nakal, namun ternyata sampai pada saat ini Megawati masih menerima Ahok dengan lapang, karena bagaimanapun Ahok punya potensi dan punya taring di Jakarta. Selanjutnya bukan ingin menyinggung ras atau agama, Ahok dengan sesama pengusaha china, maupun megawati sendiri punya  urusan penting yang harus di lakukan,  baik untuk urusan Jakarta maupun Indonesia, untuk itu kunci untuk kota Jakarta kini berada di tangan AHok, yang di pegang oleh orang-orang di belakangnya.

Kini nasib Ahok hanya tinggal menunggu ketuk palu persidangan saja, kita tidak akan pernah tahu apa hasil akhir dari drama Penistaan Agama yang di lakukan oleh Ahok, seperti yang sudah-sudah kasus penistaan agama yang terjadi di Indonesia sang penghina berakhir di jeruji penjara, nah apakah Ahok punya nasib yang sama dengan para pelaku penistaan agama yang dahulu pernah dilakukan oleh segelintir orang. Pilih kasih kah hukum di Indonesia saat ini? Mampukah hukum di Indonesia di tegakkan dengan cara yang benar?

Salam Peace!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun