Mohon tunggu...
Donky don
Donky don Mohon Tunggu... Jurnalis - Takj pernah menemukan jalan keadilan

aquarius

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hak Jawab Cijur "Yusuf Ananta, Pemberitaan tentang Hutan di Pati Selatan"

27 Juli 2020   17:26 Diperbarui: 27 Juli 2020   17:22 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


GlobalPress_ 27/7/2020 _ Pati Zaman now segala sesuatu di dalam dunia pendidikan jadi parsial, termasuk pendidikan di fakultas Kehutanan , Jurusan hutan Lokal , yang akan diampu Hilda fitria desmatyanti Sholikul hadi , menjadi ambyar dan manjadi Pembahasan bersama terkait Penanganan hutan Lokal, Hutan lindung dan Hutan produksi di wiwlyaha Pati selatan , seperti halnya yang diberoitakan oleh seorang Wartawan jurnalis di media Jawa Timur , Berita itu  pun jadi Ramaai  di tengah masyarakat Imparsial (menurut pengakuan sebagian Pengamat hutan dan beberapoa Orang yang  saya kena  baik l). Makanya outputnya adalah manusia2 yg tumbuh dewasanya raganya tapi dengan jiwa yang setengah matang.. Pemikiran bisa berkembang paralel di banyak kepala yang tersebar di banyak tempat pada saat yang bersamaan...

.ketika mengawali kerja  dan  mengamati bagaimana bentuk struktur sosial-ekonomi tradisional di masing-masing tempat ini, aku mengembangkan konsep fasilitasi penguatan ekonomi lokal yang aku sebut "Ekonomi Rumahan" - konsep ini terlahir dari pengamatanku kepada fakta-fakta lapangan dimana aku temui betapa ekonomi-ekonomi asli yang masih bisa dilihat sisanya terbentuk oleh semacam 'sel-sel' sub- sektor mini yang saling mendukung dan menguatkan, membentuk sektor yang lebih besar dan seterusnya. Tidak ada persaingan, yang ada hanyalah kolaborasi yang saling berkontribusi dan menguatkan.


Semakin saling menguatkan, semakin kuat ekonomi keseluruhan..... Yang sangat penting juga dalam struktur ekonomi tradisional di tempat-tempat ini adalah konsep tentang properti...dan kepemilikan...dan begitu kuatnya etos saling berbagi.
Setidaknya begitulah yang saya amati dalam struktur ekonomi  Batek di sini ,di , ataupun struktur ekonomi rumah panjang yang hidup dari mengelola ladang dan tembawang secara harmonis dengan hutan hujan tropis yang melingkupinya. kondisi hutan yang sudah terlanjur dijarah ,Buntung  Oleh Pembalak


Kontekstual..yakin 1000 Persen  Buka Berita Hoax ..ini kenyataan Akan punahkah hutan guyangan sekitarnya kalau tidak diatasi sedini mungkin ..ketika sekali lagi...kemarau datang dan kebakaran-kebakaran lahan dan hutan terus berulang..... Jambore Kebangsaan digelar oleh Nyai Nissa Wargadipura - sebuah upaya untuk membangun saling percaya di antara sesama, sebuah upaya untuk membangun integritas dalam setiap diri sebagai modal utamanya. asap yang terus melanda pulau-pulau Kalimantan dan Sumatra adalah jiwa manusia Indonesia yang kerontang. Pulau-pulau ini kalau boleh saya gambarkan, pernah -suatu ketika di masa yang tidak terlalu lampau adalah pulau-pulau 'Amazonian'di Lokalan sebelahan dengan  Indonesia - mereka memiliki ekosistem yang dirajutkan menjadi satu oleh sungai-sungai besar. Rimbanya bisa dikata merupakan rimba-rimba hujan tropis yang paling tua dan tetap perawan di dunia. Rimba-rimba itu tua, dan perawan. Kemudian datang roh kerakusan yang memperkosa hutan-hutan Amazon   yang kaya ini. Dan membutakan hati manusia. Sedikit banyak roh itu juga merasuki saya dan anda - merasuki kita semua. dk   kini persoalannya  tidak bicara tentang siapa kita berhadapan, dan kenapa menjadi masalah , sehingga gegerkan warga kalau Berita hanyalah HOAX ,siapa kita menulis hanya mengaca pada kejadian lalu lalu , hutan-hutan yang terbakar di Kalimantan dan Sumatra - adalah berbicara tentang kemanusiaan yang nyaris padam dan miskin papa. Tentang budaya-budaya yang tercekik. Tentang kerapuhan jiwa-jiwa manusia yang telah lupa akan jati dirinya. Yang hanya hidup oleh "life support system" yang palsu bernama uang. Jika uang diambil - matilah semua. Semua merasa mereka hidup dengan uang dan asappun terus membumbung. Teruuus membubung...dan membubung..tinggi ..Bicara tentang hutan-hutan yang terbakar di Kalimantan dan Sumatra adalah bicara tentang sebuah negara yang bangkrut - tidak lagi memiliki kredit kepercayaan terhadap sesama manusia. Mencegah pulau-pulau ini terbakar tahun depan, membutuhkan aksi nyata - saling percaya - saling cancut talowondo - menyingsingkan lengan baju dan mulai bekerja sama. BIsakah? Tidak akan pernah sebelum mulai menyemai kepercayaan sosial di antara semua.


Ayolah bersama kita  bangun solusi agar terperhatikan hutan kita  kepercayaan sosial - dari diri kita masing-masing; kepada sesama tetangga, kepada pengusaha, kepada pemerintah, kepada rakyat jelata yang telah hidup ribuan tahun mengelola hutan dengan seksama yang masih tersisa di luar sana.
untuk membahas kebijakan Negara tentang rehabilitasi Hutan , mencari siapa yang bersalah, dan saling caci-maki sudah terlalu usang, yang lalu ditulis di dalam koran-koran - tak bisa lagi menipu fakta bahwa kebakaran itu hanya akan terulang lagi tahun depan jika kita semua tidak berubah. Kenapa kita tak bisa berhenti menjadi badut-badut yang terus memaksa menaiki komidi putar horor kebakaran hutan setiap tahun....? Kenapa? Tanya saja kepada hatinburanimu sendiri....   ( suganda jatayapuspitya)

Baca :Jagad  Nusantara Resah dengan lulusan SMK  untuk kapita selekta  era Post- industryStruktur ekonomi
Kini di era digital....dengan industrial 4.0 nya .... ternyata sama:    "Sustainability lebih mungkin kita wujudkan melalui saling berbagi dan saling menguatkan." Private properti sebagai simbol sukses era industrial kapitalis klasik....sedang mengalami disrupsi...( Chandra prityo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun