Mohon tunggu...
Don Giovani
Don Giovani Mohon Tunggu... -

Mencoba melakukan yang terbaik... Bagi Tuhan, Keluarga dan Negara...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Maaf, Aku jenuh Pak Amin Rais...

4 Oktober 2014   20:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:23 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

     Beberapa saat yang lalu, di detiknews, saya membaca komentar Amien Rais tentang Perppu yang dikeluargan oleh Presiden RI. Tanggapan tentang Perppu ini diutarakan sesaat setelah mantan Ketua MPR Amien Rais menjadi imam dan khatib salat Idul Adha yang digelar di lapangan Denggung, Sleman, DIY. 
     Amien berpendapat sebenarnya SBY tidak sepenuhya anti pilkada langsung Pilkada lewat DPRD. Perpu diterbitkn karena SBY mendengarkan banyak pendapat yang berbeda di masyarakat."Karena itu, beliau agak kurang yakin kemudian mencoba mengikuti pendapat sebagian rakyat, bukan sebagian besar lho, jadilah seperti itu (penerbitan Perpu-red)," katanya.

     Saya sempat lama merenung. Apakah memang hanya sebagian masyarakat ataukah sebagian besar masyarakat di Indonesia yang menginginkan hak memilihnya dituangkan dalam Pilkada langsung? Saya termasuk rakyat yang menginginkan pilkada langsung. Entah secara kebetulan atau tidak, orang orang disekeliling saya juga (Keluarga, Tetangga, Teman kantor) melalui percakapan seru, lebih banyak yang menginginkan Pilkada langsung.
     Kembali ke komentar Amien Rais. Entah metode apa yang digunakannya sehingga dia berkesimpulan pilkada langsung hanyalah keinginan sebagian masyarakat dan bukan keinginan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mungkin saja pendapatnya dilandaskan pada hasil survey dari lembaga survey yang digunakan mereka pada Pilpres lalu (Masih ingar khan lembaga survey yang saya maksudkan? Hehehem...)
     Saya yang dulunya pernah mengagumi Si Bapak Amien Rais ini, setelah melihat sepak terjangnya, komentar2nya, raut wajahnya, (beberapa tahun terakhir ini) kini tidak tersisa lagi rasa kagum itu. Kepada Pak Tua Amin Rais, terinspirasi lagu Rio Febrian, saya harus mengatakan, "Maaf ku jenuh padamu... Lama sudah kupendam tertahan di bibirku..." Hehehe.... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun