Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kopi Mahal, Gagal Panen, Carilah Nyai Blorong Si Pengendali Cuaca Kisah Dongeng Kopi

19 Mei 2024   02:20 Diperbarui: 19 Mei 2024   05:39 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyai Blorong, Pengendali Cuaca kesaktiannya. Dok. Dongeng Kopi

Bajul putih jelmaan Raja penggemar daging manusia itu marah dengan keadaannya. Kemurkaannya ia lampiaskan kepada para penghuni istana pantai selatan. Nyai Roro Kidul . Kesaktian Dewata Cengkar tak tertandingi. Ratu cantik penggemar warna hijau itu menjumpai Ajisaka untuk meminta bantuan. Ajisaka mengutus anaknya Joko Linglung sesosok naga raksasa yang menetas dari telur ayam akibat sang penakluk raja lalim itu terpukau dengan kemolekan Rarasati sehingga Tirta Manikam menetes hingga termakan ayam. Begitu bertelur menetas naga raksasa yang segera mencari ayahnya. Oleh sang ayah Joko Linglung diperintah menumpas Bajul Putih dan atas jasanya ia dihadiahi Putri penguasa pantai selatan, Nyai Blorong.

Nyai Blorong adalah panglima perang kerajaan pantai selatan kesaktiannya dapat mengendalikan cuaca kapan panas kapan hujan kapan harus terang, kapan badai kapan cerah. Ia juga dianggap bisa mendatangkan kekayaan. Dari sisiknya bila dilepas akan menjadi emas. Tak heran banyak yang datang ke Karang Bolong untuk meminta bantuan menggenggam dunia dengan raja kaya.


"Semenjak masyarakat semakin modern, sekarang sudah jarang yang cawis buat Nyai Blorong. Mungkin ini yang bikin cuaca tidak menentu. Nyai Blorong murka, kia yang kena getahnya. Panen gagal, sementara kebutuhan bahan baku ugal-ugalan. Terus meningkat". Pungkas Mbah Sarjono sambil meletakkan cangkir kopinya ke meja selesainya disruput.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun