Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pembekalan Angkatan Muda di Dongeng Kopi dari Tirip Sarpanaja: Kekuasaan Itu Bukan Sarana, Ia adalah Tujuan!

31 Maret 2024   19:55 Diperbarui: 31 Maret 2024   19:55 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tirip Sarpanaja sudah Sembilan tahun ini menjadi Ketua Partai Rawi Mtrbhmi. Pengalamannya di berbagai organisasi Rimba Raya berhasil menghantarkannya menjadi politisi gaek. Besanan dengan pendiri partai Rawi menjadikannya cepat loncat naik pesat. Dari kerani jadi ketua lantas mentri. Selepas pemungutan suara kemarin, naik lima kursi perolehan partainya buah dari menjilat Baginda sebagai kepala urusan niaga rimba raya.

Sri Maharaja Baginda Babi memang lihai sekali memainkan percaturan politik. Sempat menjadi oposisi, tetapi berubah Haluan dan mendukung mati-matian segala kebijakannya, Tirip Sarpanaja takluk dan tunduk begitu jatah posisi diberikan. Ini membuktikan bahwa tidak ada yang abadi di politik kecuali kepentingan itu sendiri.

Tirip Sarpanaja sangat baik dalam bergaul. Tak heran ia diterima semua kalangan baik kawan maupun lawan. Tidak hanya golongan tua. Golongan muda di partai juga dekat dengannya. Tirip selalu hadir menyokong kegiatan baik dukungan pendanaan maupun kehadiran untuk memberi pengarahan. Suatu ketika di sebuah konsolidasi kader muda di kedai kopi kaki Gunung Blau, ia dicecar pertanyaan oleh kader muda yang membara hatinya idealismenya belum luntur, dalam tajuk pembekalan kader muda AMM: Angkatan Muda Mtrbhmi.

"Pak Tirip, Mengapa Partai dalam slogannya memperjuangkan kepentingan rakyat, tetapi praktiknya justru mengkhianati rakyat saat sudah berkuasa?"

"Sekarang saya akan memberi tahu jawaban atas pertanyaanmu itu. "

"Partai mencari kekuasaan sepenuhnya demi kepentingannya sendiri. Kami tidak tertarik pada kebaikan orang lain; kami hanya tertarik pada kekuasaan, kekuasaan murni. Entah bagaimanapun itu caranya"

"Yang harus kamu sadari, bahwa tidak ada seorang pun yang pernah merebut kekuasaan dengan tujuan melepaskannya. Kekuasaan bukanlah sarana; itu adalah sebuah akhir. Seseorang tidak mendirikan dinasti untuk menjaga revolusi; seseorang melakukan revolusi untuk mendirikan dinasti. Objek penganiayaan adalah penganiayaan. Objek penyiksaan adalah penyiksaan. Objek kekuasaan adalah kekuasaan!"

Kader muda itu tercekat. Cangkir kopi di depannya ia seruput cepat cepat. Terus ia seruput padahal sudah tiris tinggal ampas saja. Persis petikan novel yang ia baca, kalimatnya diulang oleh orang yang begitu ia kagumi, namun kekaguman itu runtuh seketika mendengar jawabannya yang lugas soal kekuasaan adalah segalanya, perjuangan kesejahteraan rakyat adalah slogan belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun