Tawan Nakra tidak bisa menyembunyikan rasa girangnya siang itu setelah mendapatkan pujian dari Sri Baginda Maharaja Babi sekaligus diberi blangkon koleksi warisan peninggalan Sultan Kutapraja yang dipunyai baginda. Ia merasa ini bagian pralambang bahwa Baginda akan merekomendasikan kembali masuk dalam jajaran daftar mentri yang sebentar lagi akan ganti di periode baru. Tawan Nakra merasa mungkin bagian imbal dari loyalitas selama ini yang diberikan pada bekas pengusaha kayu ini yang tak pernah kandas.
Meski partainya tidak mendapat kursi sama sekali di pemungutan suara kemarin, setidaknya lima tahun ke depan ia masih punya kekuasaan untuk dimainkan. Dalam kabar burung besar, Namanya masuk dalam bursa kandidat kuat mengurusi logistik rakyat rimba raya. Sempat mengurusi bagian sarang rakyat rimba raya, lalu mengurusi perencanaan pembangunan di kerajaan, posisi yang digadang gadang berikutnya bagian lahan basah yang akan menjadikannya cukup punya kendali dengan ceperan dari sekian kesepakatan kesepakatan.
Tawan Nakra bukan orang lama di partai Maruti Abipraya. Ia termasuk penumpang belakangan dan langsung masuk di deret pimpinan ketika terjadi Haru biru di partainya. Uang bisa membeli relasi, meloncat tinggi, juga mencipta banyak loyalis sehingga hoki tak pernah kalis. Ketika ia dilengserkan dua tahun menjelang tahun panas kemarin, itu sama sekali tidak berpengaruh pada kursi yang ia duduki sebab hubungannya dengan baginda sangat baik. Malam tadi setelah siangnya berdesir angin sejuk dari istana, ia mengumpulkan para pengikutnya untuk merayakan minum kopi di Dongeng Kopi. Sebuah kedai langganannya yang dipunyai oleh Lanang Musang di kaki Gunung Blau.
"Kita pindah gerbong saja sekarang. Kemarin tawaran dari Partai Gurda Mandira sudah mampir ke saya di sela-sela rapat terbatas di Istana. Mentri Kepala Tapir sudah menawarkan kepada saya, asal siap gelontori logistik suksesi untuk Tapir jadi ketua" ungkap Tawan Nakra membuka perbincangan.
"Jelas ini bukan pepesan kosong, mengingat jumlah kursi besar dikuasai mereka. Apalagi baginda sudah memberikan sinyal lewat kalimat, bagi siapa yang loyal tetap akan tinggal, tak mungkin tanggal!"
Semua pengikutnya terdiam. Di kepala masing masing sedang sibuk memainkan kalkulator menghitung apakah untung atau tekor mengingat banyak sekali aktor di dalamnya yang punya pengaruh kuat dan logistik membuntal. Partai yang didalamnya rata rata saudagar yang sama sama berawal dari lompat pagar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H