Partai Gurda Mandira menjadi kekuatan penting yang harus dikuasai bila keadaan tidak berjalan sebagaimana rencana awal Sri Baginda Maharaja Babi.
Simpati Rakyat rimba raya kepada Partai bersimbol pohon rindang ini meningkat drastis di pemungutan suara memilih wakil yang duduk di Dewan Rakyat. Kenaikan suara ini sesungguhnya bagian andil dari Babiwi juga dengan menempatkan Mentri Kepala Tapir sebagai orang dekat yang selalu dijadikan umpan bulan bulanan kabar burung lewat kebijakannya yang tidak populer.
Baginda sangat memahami bahwa bagi rakyat rimba raya, semakin jadi bulan bulanan, semakin menambah simpati, semakin menaikkan dukungan. Perasaan Rakyat Rimba Raya yang halus, mudah iba menjadi titik tolak kenapa ia senantiasa menjadikan umpan Bagi Mentri Kepala Tapir.
Diprediksi perwakilan kursi dewan rakyat Gurda akan menyalip Partai Sakti Goru yang selama tiga kali menduduki kursi terbanyak setelah pemungutan suara berlangsung pekan kemarin. Hubungannya dengan PSG yang mengusungnya naik sebagai penguasa memburuk satu tahun belakangan, selepas ia menolak calon yang diusung, dan memilih menyodorkan Tumenggung Curut sebagai salah satu kandidat pejabat.
Keadaan ini tentu menjadi sulit bila tidak ada cantolan dan barisan sakit hati bertambah lagi selain koalisi sipil rimba raya dibawah pimpinan Rakai Turangga Abhicara yang akan semakin menyudutkannya.
Sri Baginda Maharaja Babi yang harus turun tahta karena konstitusi Rimba Raya, kalau tidak punya kendali atas partai partai tentu akan bermasalah bagi kemudian hari. Mengingat banyak kebijakan yang telah ia titahkan selama ini, banyak menabrak hukum rimba raya.
Hal yang akan mengganjal masa tenangnya saat pensiun.
Kuatnya kekuasaan singgasana Kerajaan Rimba Raya memungkinkan menegasi keadaan semudah membalik telapak tangan. Politik bisa mengubah hukum, dan hukum tunduk atas kekuasaan. Bukan atas asas keadilan, melainkan siapa yang berkuasa.
Celakanya adalah saat kekuasaan dipegang pada yang lalim, maka hukum menjadi manasuka. Manasuka adalah hal dipilih Babiwi sebagai upaya melanggengkan kekuasaan, memuluskan berbagai muslihat dan siasat tetap kuat.
Perjudian nasib Baginda lepas lengser, adalah bagaimana supaya tetap punya pengaruh di Gurda Mandira. Sesungguhnya ia sudah berhitung sejak lima tahun terakhir. Tiga orang pembantunya yakni Rakryan Ajag, Tapir, Pamgat Arayavan, masing masing punya gerbong di dalam partai dan cukup kuat. Dua nama pertama sangat terang menjadi pendukung loyal sebagai imbal royal yang ia berikan.