Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Politik Secukupnya, Ngopi Bareng Kawan Selamanya!

12 Februari 2024   14:15 Diperbarui: 12 Februari 2024   14:20 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik secukupnya, ngopi-ngopi bareng kawan selamanya!

Diantara seluruh warga @kerep.dolan tidak semuanya punya pandangan politik yang sama. Ada yang senang dengan arus kanan, arus tengah dan juga arus kiri. Semuanya boleh boleh saja.

Tak jarang di meja meja panjang lorong samping perdebatan kerap terjadi. Apalagi beberapa bulan ini. Menghangat dan panas tiap kali membahas isu-isu tertentu. Tak jarang sampai buka buku buku di TB Alimin, saking serius adu teori, buka mesin pencari biar paparan lebih meyakinkan.

Karena saking beragamnya sebaran preferensi pilihan politik warga @kerep.dolan, makanya kami menolak untuk condong pada kelompok tertentu meski tawaran itu ada dan menguntungkan.

Sebagai kedai yang non partisan tegas dari awal memang kami menjaga jarak dengan politik kekuasaan. Sebab rasa-rasanya lebih mahal harga persekawanan ketimbang urusan politik yang hanya dimobilisir tiap lima tahunan.

Jadi, sekali lagi kami serukan politik secukupnya ngopi-ngopi bareng kawan-kawan yang selamanya.

Orang elit elit politik itu selesai pemilu ya ujung-ujungnya sudah sibuk bagi bagi kue kekuasaan kok.

Sekarang saja mereka sedang menggulai janji, esok kalau masih ingat, berarti beneran sidiq. Nek tidak? Masak mau sakit hati? Sudah berapa kali pemilu dikibuli? Jadi wis, jangan terlalu ngotot mempertajam kontradiksi hanya perkara beda partai, beda pilihan.

Ingat, cari makan kita masing-masing lho, sendiri-sendiri. Itu elit-elit habis ini juga balik kanan. Jadi wis Ndak usah mati-matian sampai musuh-musuhan.

Kecuali kamu berprofesi sebagai buzzer. Namanya kerja ya harus beneran. Nanti tidak kebayar malah susah anak istri di rumah. Nek bukan apa-apa bukan siapa-siapa, sudahlah, rasah serius serius!

Kita seriusnya pas ngopi di lorong pojok sudut timur @dongengkopi saja. Eh ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun