Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hasrat dan Syahwat Terkendali Berkat Dongeng Kopi

30 Desember 2023   15:02 Diperbarui: 30 Desember 2023   15:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nafsu itu seperti raksasa. Ia meraja bila tak dikekang. Tali Kendalinya adalah kopi. Dokumen Dongeng Kopi

Manusia itu dikaruniai dua nafsu; hasrat dan syahwat. Itu yang harus dikekang supaya tak menjelma menjadi buta, raksasa besar badan, besar maunya. Makanya tradisi zaman Salakanagara, kalau ada yang lepas kendali, diasapi biji kopi, lantas diminumi secangkir supaya segera jungkir itu berahi dan ambisi.

Sampai sekarang memang benar, peminum minuman keras lebih sering melewati batas. Mabuk mencerabut pikiran waras. Tindakan berlebihan kerap lahir dari para penggemar arak, ketimbang peminum kopi yang belacak.

Celakanya yang tidak paham sampai ke tingkat dasar, ia mencampurkan dan melabeli seni minuman racikan. Secara hakikat padahal jelas jelas berlawanan kiat. Satu untuk melepas kendali, satu lainnya mengambil kendali agar senantiasa terjaga.

Manusia itu dikaruniai dua nafsu; hasrat dan syahwat. Itu yang harus dikekang supaya tak menjelma menjadi buta, raksasa besar badan besar maunya. Makanya tradisi yang terus dijaga adalah menjaga jarak dari tuak dan arak. Supaya otaknya tidak mengecil mengerut serupa upil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun