Tiap akhir pekan, rombongan keluarga lebih banyak yang mendominasi Umbulmartani. Bapak Ibu dan anak tandang untuk ngopi ngopi.
Khusus Ibu-ibu, perhatian lainnya adalah soal ragam tanaman kami punya. Apa namanya, bagaimana perawatannya, terakhirnya yang kadang bikin kami kesulitan menjawab.Apakah dijual sekalian potnya?Â
Demam tanaman memang membuat banyak orang matanya hijau kalau lihat koleksi tanaman di Dongeng Kopi. Padahal kami tidak ada yang membeli. Sebagian besar adalah sumbangan dari para pelanggan Dongeng Kopi. Warga kerep dolan kami menyebutnya. Beberapa agenda awal buka kami sempat bikin barter ngopi dengan bibit. Sebagai bagian menghijaukan halaman. Kini sudah mulai nampak. Hanya saja kalau tidak musim penghujan harus ekstra perhatian. Menyiram rutin, memastikan asupan seluruh tanaman cukup agar tidak kering yang bikin tak sedap dipandang. MEmang merawat tanaman butuh waktu dan perhatian cukup supaya tetap bagus.Â
Di pojok TB Alimin pada Rak Bintang kecil, koleksinya kian hari kian membuntal. Buku-buku anak tiap pekan selalu bertambah saja. Sumbangan dari handai taulan, si fulan, fulanah, warga anonim, Juga beberapa member platinum pendukung kedai kopi ramah anak terus beriritan membawakan buku buku koleksi anak yang baru maupun bekas.Â
Pencanangan kedai ramah anak semakin perlahan menuju lengkap seiring pilihan bacaan untuk anak-anak sudah tak lagi itu-itu melulu. Pekan lalu kami tambah lagi dengan beberapa dolanan bocah dan wayang wayangan untuk mainan.Â
Wayangnya sengaja kami pilih yang warna warni. Padahal lakonnya bukan ksatria kalau warna warni itu, kebanyakan tokoh buto/raksasa. Tujuannya biar menarik anak terlebih dahulu. Supaya tidak takut juga. Kadang anak-anak punya ketakutan tersendiri karena memang sudah ditakut-takuti pada wajah seram, hantu dan lain-lain. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H