Mohon tunggu...
Kak Hendri
Kak Hendri Mohon Tunggu... -

Storyteller yang suka iseng nimrunng walau terkadang dianggap cerewet. Kawit ti Bandung. Jatuh Cinta dengan Kompasiana sejak pandangan pertama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Silaki Tua

31 Desember 2010   18:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:06 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1293793600710878440

[caption id="attachment_82409" align="alignleft" width="294" caption="Google.com"][/caption]Setelah saya membaca sebuah tulisan dari salah seorang Kompasyaner tertinggi the new posting hari ini, saya teringat dengan sebuah cerita yang disampaikan teman saya waktu di pesantren dulu. Pingin tau ceritanya? ... Yuk kita baca tulisan ini!!! Dahulu kala, hiduplah seorang laki-laki hebat ,gagah, pintar dengan akhlak yang tiada banding. Laki-laki tersebut memiliki kemampuan prediksi yang luar biasa, bahkan mengalahkan tekhnologi satelit yang menjadi andalan manusia saat ini he33.... Pada suatu hari Pemuda hebat ini bertemu dengan seorang laki-laki tua yang kaya raya. Laki-laki tua itu bertanya “ wahai pemuda hebat, aku adalah orang terkaya di negeri ini. Aku sanggup membeli benda-benda apapun bahkan negeri ini sekalipun!” Kata laki-laki tua itu dengan sombong. “ tapi, ada satu hal yang tak sanggup kau beli!” Kata pemuda hebat itu tegas. “ coba tunjukan kepadaku, benda apakah itu?” jawab laki-laki tua itu penasaran. “nyawa...!” jawab pemuda hebat dengan tersenyum manis. Mendadak laki-laki tua itu seluruh tubuhnya gemetar. ”Engkau adalah pemuda yang mampu memprediksi masa depan. Sanggupkah engkau wahai pemuda, melihat kapan nyawa itu terlepas dari tubuhku?” tanya laki-laki tua itu. Pemuda hebat terdiam dan memandang wajah laki-laki tua dengan penuh cinta. “segeralah bertaubat karena malaikat maut akan segera menjemputmu hari ini.” Jawab pemuda hebat mengingatkan. “tidak mungkin... karena aku sehat-sehat saja dan kamu sedang berbohong kepadaku!” jawab laki-laki kaya itu sambil meninggalkan pemuda hebat yang tidak sempat berkata-kata lagi. Akhirnya pemuda hebat meninggalkan tempat itu menuju pasar yang tidak jauh dari tempat dimana ia ngobrol dengan laki-laki tua yang kaya raya itu. Setelah laki-laki tua itu sampai di rumahnya, ia memanggil seluruh pembantunya bahkan dokter bribadi laki-laki kaya itu pun dipanggilnya. “Wahai dokter pribadiku coba sekarang periksa tubuhku, apakah ada yang luka atau mungkin aku punya penyakit di dalam tubuhku ini?” Dengan segera dokter pribadinya memerikasa laki-laki tua itu. “Tuan sehat-sehat saja tidak ada yang luka bahkan penyakit dalam sekalipun.” Jelas dokter seusai memeriksa. “ ha..ha...aku yakin pemuda terkenal yang mampu mempredisi masa depan itu sedang berbohong ke padaku!” teriak laki-laki tua keras sekali. “wahai semua pembantuku, sekarang tugas kalian hanya menjagaku, aku mau tidur sekarang dan kunci semua pintu rumah, sedangkan yang lain menjaga di depan pintu kamarku!” “Siap Tuan!” jawan para pembantu serempak. Akhirnya laki-laki tua itu tertidur dengan pulas. Satu jam telah berlalu semua pembantu menjaga pintu dengan setia. Tiba-tiba “tok..tok..salam...!” Terdengar suara di luar pintu. Para penjaga tampak bingung, membuka pintu atau tidak. “Tok..tok salam!” Suara itu terdengar lagi. Akhirnya ada salah seorang penjaga pintu yang berani untuk membukakan pintu. Setelah terbuka, penjaga pintu itu langsung sujud kepada laki-laki yang ternyata adalah pemuda hebat itu. “Ternyata Tuan, yang datang, tapi majikanku sedang tertidur pulas dikamar!” kata pembantu menjelaskan. “Terlambat!” kata pemuda itu “Terlambat apanya, tuan?” tanya pembantu itu heran “Sekarang lihat majikan kalian!” suruh pemuda hebat itu. Akhirnya semua mendekati laki-laki tua yang kaya raya itu. Semua terkejut. Laki-laki tua itu sudah tidak bernyawa lagi. “Aku tidak sempat mengajak dia ke jalan yang benar, karena dia pergi tanpa pamit terlebih dahulu kepadaku...sungguh di sayangkan!!!” Tamat>>> Terlepas dari benar atau tidak cerita ini.Tapi yang paling terpenting adalah kita berusaha untuk memaknai carita tersebut sebagai “pangeling-ngelig” dan sebagai sebuah bentuk perhatian dengan tujuan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT bahwa mati itu pasti adanya. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun