Mohon tunggu...
Don Eskapete
Don Eskapete Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

who am i?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dulu Goyang SKJ, Kini Goyang YKS

5 Januari 2014   00:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat"

Ya, generasi tahun 80-an dan sebelumnya tentunya sering mendengar kalimat di atas. Kalimat ini sering diucapkan oleh pembaca berita olahraga di televisi atau radio. Tak banyak stasiun radio waktu itu. Bahkan stasiun televisi cuma ada satu yakni TVRI. Beberapa nama penyiar berita TVRI yang eksis masa-masa itu seperti Yasir Denhas, Hasan Ashari Oramahi, atau Max Sopacua.

Generasi 80-an juga pernah mengenal Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). Sewaktu kecil dulu, SKJ edisi pertama yaitu SKJ '84 wajib disenamkan atau dilakukan oleh anak-anak Sekolah Dasar sebelum pelajaran dimulai. Di sekolah saya, hari pelaksanaanya adalah Selasa dan Jumat. SKJ '84 juga pernah dijadikan lomba antar RT di desa saya dalam memeriahkan tujuh belasan, peserta lombanya kaum wanita (ibu-ibu)

SKJ edisi selanjutnya adalah SKJ '88. Saya juga masih duduk di bangku SD ketika SKJ ini diperkenalkan dan juga wajib dilakukan sebelum pelajaran dimulai. Lalu kemudian ada SKJ '93 dan SKJ '94 ketika saya SMP, dan sudah mulai agak jarang dilakukan oleh teman-teman di SMP dulu. Ada lagi SKJ '96 yang saya sendiri mungkin jarang atau belum pernah melakukannya.

SKJ menjadi populer di tahun 80-an hingga 90-an. Anak-anak sekolah wajib melakukan senam dengan iringan musik SKJ. Gerakan-gerakan dasar berolahraga dilakukan dengan iringan musik yang ceria. Semua bagian tubuh, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki mendapat bagian untuk digerakkan. Ini tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan jasmani dan rohani. Dengan melakukan senam ini, dijamin kondisi tubuh terjaga kesegarannya saat menerima mata pelajaran. Gerakan-gerakan yang dilakukan serempak juga melatih kekompakan bagi anak-anak. Tak hanya populer di lingkungan sekolah, SKJ juga cukup dikenal oleh masyarakat luas.

Seiring perjalanan waktu, saya tidak tahu secara pasti apakah anak-anak sekolah masih diwajibkan bersenam pagi. Namun ketika saya berangkat bekerja setiap pagi dan melewati beberapa sekolah, sepertinya saya belum pernah mendengarkan lagu-lagu bernada riang dan melihat anak-anak sekolah yang bergerak seirama di halaman sekolah. Apa mungkin sudah tidak ada lagi SKJ atau senam pagi di sekolah-sekolah saat ini?

Belakangan, dunia pertelevisian dihebohkan dengan kehadiran progran acara YKS (Yu Keep Smile) di salah satu stasiun televisi swasta. Inti dari YKS ini adalah menari dengan iringan lagu-lagu Kereta Malam, Oplosan, Simalakama dan sebagainya. Dari remaja hingga orang tua, pria dan wanita nampak antusias melakukan gerakan yang dipandu oleh Caisar. Ada yang pro, juga tak sedikit yang kontra dengan acara yang setiap malam ditayangkan ini. Pihak yang pro menilai bahwa acara ini sebagai hiburan yang menyegarkan. Sementara pihak satunya lagi menganggap gerakan-gerakan yang ditampilkan menjurus ke arah erotis.

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, saya melihat fenomena YKS ini adalah kejelian dari tim kreatif acara tersebut melihat bahwa sebenarnya hampir semua lapisan masyarakat sejak dulu gemar untuk menari atau bergoyang dengan iringan musik yang ceria. Tahun 2000-an tentu kita juga ingat dengan senam poco-poco yang disukai masyarakat. Dengan dikemas sedemikian rupa, acara YKS ini sebenarnya mirip dengan SKJ atau poco-poco dulu, namun dengan ritme lebih cepat. Ada alunan musik yang segar, juga ada gerakan tubuh mulai dari kepala sampai kaki. Efek yang ditimbulkan juga sama, segar secara jasmani dan rohani.

Di luar gerakan-gerakan erotis yang diresahkan oleh beberapa orang, pemerintah mungkin bisa memanfaatkan momen ini untuk menghidupkan kembali Senam Kesegaran Jasmani. Intinya adalah membangkitkan lagi semangat berolahraga dimulai dari kalangan anak sekolah. Saat ini sering saya lihat anak-anak yang masih berusia belia memiliki tubuh yang terlalu gemuk karena kurang bergerak atau berolahraga. Ini tentunya kurang baik, apalagi mereka adalah generasi masa depan negeri ini. Saya yakin anak-anak akan antusias jika diperkenalkan dengan gerakan olahraga dan iringan musik segar, yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun