Apa kabar arwah pahlawan reformasi Elang Surya Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hertanto jika melihat kondisi bangsa saat ini? Pengorbanan nyawa mereka yang bertujuan untuk melahirkan pemerintahan yang mampu sejahterakan rakyat, mandiri dan bertanggung jawab seperti sia-sia. Kebodohan setengah rakyat Indonsia yang tertipu dengan citra dan janji palsu melahirkan pemerintahan yang lemah, tidak terkontrol, dan sangat pro kepentingan asing.
Begitu gampangya orang nomor satu ini berucap saat Jakarta terendam banjir http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/24/1553111/Jokowi.Macet.dan.Banjir.Lebih.Mudah.Diatasi.jika.Jadi.Presiden alhasil tidak ada yang berubah.
Begitu juga dengan penerusnya, seperti sedang melawak atau memang sedang mencari kambing hitam atas kondisi yamg menimpa daerah yang dipimpinnya http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/09/09595981/Kawasan.Istana.Terendam.Banjir.Ahok.Curiga.Ada.Sabotase
Apakah pemimpin bangsa seperti ini yang diingankan oleh pahlawan reformasi yang telah gugur demi rakyat Indonesia dan masa depan bangsa ini?
Pemerintahan yang carut marut seperti tidak ada koordinasi http://finance.detik.com/read/2015/02/09/140654/2827625/1034/esdm-tak-tahu-pertamina-impor-minyak-sonangol-950000-barel apa memang hanya sibuk melakukan politik balas budi?
Siapa yang salah jika seperti ini? Apakah ini salah kita!? YAA! KITA! Kita yang selama ini menyatakan orang nomor satu itu .."ADALAH KITA". Tapi bagi mereka yang tetap menjaga gengsi pasti tidak menyesal memilih, tapi menjadi sering malu.. Iya kan? Kita sudah mengabaikan salah seorang pemimpin yang mempunyai jiwa Nasionasionalis, pemimpin yang berjiwa patriotis, yang rela berkorban demi bangsanya, yang mempunyai visi-misi untuk kelangsungan anak cucu kita hanya karena citra palsu dan janji manis orang yang saat ini telah kita buat menjadi orang nomor satu.
Saat ini Polri diacak-acak, KPK dilemahkah, subsidi dicabut, asing menguasai perekonomian, dan sekarang KITA bisa apa? Belum lagi 'dagelan' Mobnas yang belum lama ini disuguhkan oleh mereka yang ingin membodohi rakyatnya sendiri demi keuntungan pribadi.
Kecongkakkan yang telah dilemparkan pada masa lalu tidak menghasilkan gagasan dan perubahan saat ini http://www.rmol.co/read/2011/06/28/31483/Walikota-Solo:-Kelihatannya-Nggak-Sulit-sulit-Amat-Atasi-Macet-dan-Banjir-Jakarta-
Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Ingat tidak ada kata terlambat. REVOLUSI!
16 Tahun Reformasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H