Sebetulnya ini adalah kejadian lumrah saja. Bukan mistik atawa sihir meski semen benar-benar jadi keris.
Kejadiannya malam lebaran kemarin. Kang Trimo masih mennyelesaikan pekerjaan menyemen lantai teras tetangganya. Jam menunjukkan pukul 7 malam lewat sedikit. Bersama Wagiman yang membantunya, Kang Trimo mempercepat kerjanya. Beduk dan gema takbir yang menggema di surau tak jauh dari rumah tetangganya itu membuatnya resah. Malam lebaran kok masih aja kerja! Apa nggak ada waktu lain.
Alhamdulillah…jam setengah delapan pekerjaannya sudah siap. Kang Trimo tersenyum lega sembari meneguk kopi yang dihidangkan tuan rumah. Tak lama Pak Kirno, sang tuan rumah muncul.
“Akhirnya selesai juga ya, Kang!” kata Pak Kirno sambil meraba permukaan lantai semen yang masih basah dan lunak. “Besok orang-orang berlebaran lewat sini semua. Kira-kira besok apa semennya bisa jadi keris?"
Kang Trimo dan Wagiman melongo kebingungan mendengarnya. Semen jadi keris?
"Eh, maksud saya keras," buru-buru Pak Kirno meralat ucapannya
“Ooh itu....Insya Allah, Pak. Besok pagi semennya dah jadi kerang…eh, maksud saya kering. Begitu,” jawab Kang Trimo sambil tertawa gara-gara kesetrum ucapan sasar-susur Pak Kirno.
Fenomena sasar-susur kadang terjadi pada kita saat dalam pikiran kita terlintas dua kata yang muncul bersamaan, lidah kita keseleo jadi menggabungkan keduanya. Jadi rancu dan lucu kedengarannya. Keras dan kering jadi keris dan kerang. Kalimatnya kadang begitu mudah, tapi entah kenapa ngucapnya kok malah sulah..eh, susit..…eh, maksud saya: susaaah…!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI