Tulisan ini diambil dari berbagai lirik Band Jangan Asem dengan sedikit perubahan, yang menurut saya sudah mewakilkan suara mahasiswa :
Seorang ibu tanya pada anaknya, sebenernya apasih cita-citanya ?
Oh jadi Presiden mama..
Oh impossible nak, tak mungkin ! Jika kau besar nanti dan kuliah, hancurkan saja kau punya cita-cita.
Sebab kampus hanya mencetak seorang sarjana dan bukan mendidik disiplin kepala negara !
Kita berhak meraih mimpi-mimpi bahkan berhak merubah mimpi-mimpi. Tak ada yang dapat merubah kecuali diri kita sendiri dan izin sang Gusti.
Sekian lama kita hidup dalam anarki, luka dalam karena di bohongi. Jangan membual kita tak percaya lagi ! Semua harus diganti, harus diganti !
Sering kita terperangkap pertanyaan klise "sebenarnya milik siapa tanah bumi ini ?"
Duhai Orde Baru selamat tumbang ! Semoga tidak ada lagi penindasan.
Duhai Demokrasi selamat datang ! semoga jujur & adil.
Hujan peluru jangan untuk mahasiswa, aku bangga bila untuk koruptor saja.
Jangan menindas dan tak adil, di dadamu ada sumpah. Bila mengingkari rakyat yang membuktikannya.
Pabrik milik siapa yang mencemari kali & sungai kita ?
HPH punya siapa yang tega membabat hutan-hutan kita ?
Siapa yang mencemari negara dengan kepalsuan ?
Hanya satu jawabnya, mereka yang memiliki jiwa kapitalis. Dan yang pasti bukan kita. Karena kita sayang Indonesia..
Inilah bahasa bisnis Indonesia..
Saat ini tak kudengar suara Bung Karno muda !
Saat ini tak kudengar suara Bung Hatta !
Sekarang ini tak kudengar suara Syahrir muda !
Saat ini tak kudengar suara Ali Sadikin muda !
Dimana ? oh dimana ? hanya ada padamu mahasiswa ! hanya ada padamu pemuda !
Lihatlah kenyataan sehari-hari, tugu pahlawan - jembatan merah tak menyentuh hati..
Lihatlah kenyataan sehari-hari, ganti rugi penggusuran sering menyedihkan..
Lihatlah kenyataan sehari-hari, banyak isu, banyak spekulasi, Semua serba koneksi..
Kita hidup di jaman yang keras ini lakukan yang bisa kau tangani, yakin saja budaya kita tinggi.
Legislatif, Yudikatif, Eksekutif jangan cari kambing hitam mahasiswa yang disalahkan !
Mari kita lihat ternyata DPR kita masih belum lantang !
Desas-desus DPR kita suka dada, paha dan sekitarnya apakah ini bisa dimaklumi ?
Bagaimana jika pemburu syahwat bicara tentang kesejahteraan, apakah kita bisa menganggapnya relevan ?
Kata orang 40% perempuan di jawa ini umur 17 sudah tidak perawan, mau apalagi ? ini suatu kenyataan..
Urusan syahwat itu urusan akhirat, kalo salah dunia bisa gawat !
Sedang sakit apakah Indonesia ?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H