- INKULTURASI DALAM KEPEMIMPINAN YANG KRITIS DAN PROFETIS
Â
SAPAAN AWAL
   Pemimpin selalu diidentik dengan sosok yang memiliki kuasa untuk memirentah sekelompok orang atau golongan tertentu.  Ia memiliki karisma dan kewibawaan yang membuatnya disegani  atau tepatnya dihormati banyak orang.  Menjadi pemimpin bukanlah  sekedar menjalankan kepercayaan dari masyarakat  dalam tenggang waktu tertentu,  tetapi perluh sampai pada tahap kesadaran bahwa kepemimpinan yang ia emban merupakan suatu perutusan, sebuah karunia pelayanan. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki banyak kemampuan, salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis, sistematis dan profetis serta menjunjung tinggi nilai intergritas dan kredibilitas yang otentik. Pada prinsipnya harus kita sadari bersama bahwa tidak selamanya pemikir kritis selalu pada performa ideal. Seseorang bisa saja kemampuan berpikirnya dipengaruhi oleh berbagai pengalaman yang baru saja dialaminya. Selain itu bisa saja seseorang di beberapa kesempatan menunjukkan inkonsistensinya, maka dari itu memaklumi adanya paradoks juga penting bagi seorang pemimpin. Namun ada satu hal yang mutlak harus dipegang oleh seorang pemimpin di situasi paradoks sekalipun, yaitu intensi baik dan tulus.
    Pemimpin yang mampu berpikir kritis dan profetis akan membawa suatu institusi atau komunio kepada suatu kesuksesan. Namun, tidak semua pemimpin bisa berpikir kritisMenjadi pemimpin yang baik dan beritergritas tidaklah mudah, diperlukan sebuah model yang mampu untuk menjadi teladan bagi kepemimpinan. Dewasa ini banyak terjadi krisis kepemimpinan yang mengakibatkan mundurnya, bahkan hancurnya, banyak lokus-lokus kehidupan berorganisasi akibat ketiadaan keteladanan kepemimpinan yang tepat dan krisis kepemimpinan ini sudah menggejala secara umum. Untuk mengatasi hal di atas, perlu dihadirkan sebuah model kepemimpinan yang dapat menjadi pedoman dan arah mengenai bagaimana memimpin yang benar, dan melalui model ini dapat dibangun budaya kepemimpinan yang tepat serta bermanfaat guna bagi kehidupan. Dalam hal ini penulis sangat terinspirasi dengan model serta gaya kepemimpinan yang telah dibangun Yesus Kristus sebagai model dasar.Â
Â
 Kepemimpinan  Merupakan Sebuah Panggilan
  Â
   Menjadi pemimpin adalah  sebuah panggila yang bersumber dari Allah. Itu bukan hanya sekedar  kehendak manusia. Ada begitu banyak orang yang memiliki kapasitas intelectual, pengalaman yang banyak, yang mengiginkan untuk memegang tabung kepemimpinan, namun toh tak dapat direalisasikan. Seorang yang memegang jabatan sebagai pemimpin  patut bersyukur bahwa kualitas dan kuantitas sebagai pemimpin  ada dalam dirinya. Kepemimpinan adalah cara atau pendekatan para pemimpin melaksanakan tugas panggilan masing-masing. Sedangkan, pemimpin adalah orang yang memimpin sebagai penuntun dan teladan bagi orang lain. Pemimpin sebagai intisari dari manajemen dan sentral seluruh aktivitas dari setiap institusi. Secara realita, pemimpin cenderung ditempatkan menjadi faktor utama keberhasilan dan kesuksesan sebuah institusi. Sebab itu, kala suatu komunitas atau organisasi maju, berhasil dan sukses, maka yang mendapat pujian adalah para pemimpin. Agaknya tidak disangsikan bahwa kepemimpinan memegang peranan penting menentukan maju mundurnya suatu organisasi. Sebaliknya ketika sebuah komunitas mengalami kegagalan baik secara kuantitas maupun kualitas, maka para pemimpin menjadi faktor utama ketidakberhasilan itu. Dapatlah dikatakan bahwa di tangan pemimpin terletak kunci maju tidaknya atau berhasil gagalnya sebuah institusi. Dengan demikian, tidak heran jika para pemimpin yang berhasil atau sukses sering dijuluki sebagai penyelamat, mereka disanjung bagaikan dewa. Pemimpin seperti ini cenderung angkuh dengan menunjukkan cara kekuasaan dilayani ketimbang menjadi pelayan
Menjadi Pemimpin Yang Kritis Dan Profetis
   Kepemimpinan memang topik yang selalu menarik untuk diangkat baik secara akademis maupun dalam tataran praktis. Model kepemimpin yang ada sangat berparitif sehing kepemimpinan yang satu dengan yang lain tidak akan sama persis karena masing-masing orang memiliki konsep kepemimpinan yang berbeda, walaupun memiliki teori dasar yang sama. Kepemimpinan yang sering kita dengar yaitu kepemimpinan visioner, kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan transformatif, dan sebagainya Pemimpin yang kritis dan profetis adalah pemimpin yang dapat membawa  manusia pada tahap hidup yang lebih baik. Hal itu patut kita pelajari  dari pribadi Yesus, yang merupakan representasi atau contoh kepemimpinan yang ideal bagi kita di era saat ini.  Â
    Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang sampai mengenal pada lokus praktis dalam arti dapat menciptakan kebaikan bersama. Mencapai hidup yang baik dan bahagia merupakan suatu keharusan (Eudaimonia). Untuk memperoleh hidup yang baik dan bahagia juga diperlukan pemimpin yang baik, kritis, profetis serta menjunjung tinggi nilai integritas diri didalam memimpin. Seorang pemimpin  hendaklah memiliki keutamaan-keutamaan yang kita kenal sebagai "The Cardinal Virtues" yakni kebijaksanaan,  keteguhan hati dan sikap ugahari serta keadilan.  Pemimpin yang baik itu sangatlah disarankan bagi orang -orang yang mampu mengenal ide-ide atau hakekat sejati dibalik realitas.  Seorang pemimpin perluh meninggalkan akan segalah keegoisan diri, akan segalah nafsu-nafsu duniawi melainkan senantiasa mendengarkan segalah apa yang menjadi aspirasi -aspirasi kaum inferior.