Mohon tunggu...
Dona Sandra
Dona Sandra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Multimedia, Gerbang Baru Dunia Jurnalistik

12 Februari 2019   17:22 Diperbarui: 12 Februari 2019   18:11 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
website voaindonesia.com/podcast

Jurnalisme online saat ini sudah sangat berkembang. Seolah menghubungkan segala sesuatu yang ada di dunia secara online, banyak media bisa diakses agar setiap orang dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di luar lingkungannya. Perubahan pun terjadi didalamnya, sesuai dengan perkembangan jaringan internet itu sendiri.

Tak hanya menyajikan informasi berbentuk teks, media online juga mengubah formasi penyajiannya agar terlihat lebih menarik. Perubahan ini disebut multimedia. Lalu bagaimana ciri-cirinya? Simak penjelasan di bawah ini.

Apa Itu Multimedia?

Multimedia merupakan kombinasi lebih dari dua media berbeda dalam satu platform yang sama. Penggabungan ini bisa dari teks, foto, audio, atau video. Semakin canggih paltform yang dipakai, maka semakin banyak media yang dapat tergabung di dalamnya.

Di era sekarang, media online secara konsisten menjadi website multimedia yang sangat mudah diakses. Contohnya seperti tribunnews.com, detik.com, metrotvnews.com, merdeka.com, majalah.tempo.co, cosmopolitian.co.id, dan masih banyak lagi.

Dengan sifatnya yang multimedia, platform online akhirnya melahirkan interaksi dengan para penggunanya. Interaktifitas ini bukan hanya berwujud aksi meng'klik' apa yang ada di dalam website, tapi pengguna juga dapat terhubung dengan bagian lain dan bahkan ikut mengutarakan opini dalam platform yang sama.

Ciri-ciri Multimedia

1. Teks tak hanya untuk koran.

Dalam satu platform, teks tidak selalu berarti koran. Bahkan pada beberapa website mancanegara, website radio juga bisa berisi teks. Teks-teks berita atau cerita disajikan dengan dilengkapi foto atau video, dan tentu saja audio dari penyiar.

Website iradiofm.com
Website iradiofm.com
2. Video bukan berarti televisi.

Media online di era digital juga berisi video-video yang dapat mendukung kelengkapan informasi. Bukan hanya media televisi yang menyediakan, tapi juga media-media lain seperti koran atau radio.

website tribunnews.com
website tribunnews.com
3. Audio bukan hanya milik radio.

Dengan munculnya internet dan segala aplikasi yang berguna mendukung aktivitas, podcast atau siaran audio menjadi tren baru di internet. Penyiar tak selalu memiliki studio atau bahkan radio secara resmi. Cukup dengan merekam audio secara individu lalu diunggah ke dalam website.

website voaindonesia.com/podcast
website voaindonesia.com/podcast
4. Website televisi tak selalu video.

Dalam website televisi, teks juga dapat ditemui. Para jurnalis televisi dapat menulis teks berita seperti para jurnalis koran.

Website metrotvnews.com
Website metrotvnews.com
5. Media Agregator.

Banyaknya media online yang muncul dapat diagregasi (dikumpulkan) dalam satu website. Salah satu media agregator yang paling terkenal adalah Google News. Fungsinya adalah memudahkan pengguna menemukan yang dibutuhkan.

Website Google News
Website Google News
6. Berita dapat diranking.

Seluruh berita dapat diurutkan sesuai dengan kategorinya masing-masing. Urutan ini dapat berupa yang paling sering dibaca atau ditonton.

Ranking di website detik.com
Ranking di website detik.com
Dari penjelasan tersebut, kesimpulannya adalah para pembaca saat ini memiliki banyak pilihan. Pilihan-pilihan itu ada dalam satu platform yang sama, yang fungsinya melengkapi berita utama. Oleh karena berkurangnya batas secara konvensional antara satu dan dua negara, maka pilihan para pembaca menjadi lebih luas. Perluasan ini akhirnya melahirkan kompetisi global. Media yang awalnya hanya menyasar masyarakat domestik kemudian turut menyasar pasar luar negeri yang membawa dampak lebih besar.

Keterbukaan media digital pun membawa kemungkinan-kemungkinan baru dalam dunia jurnalistik. Selanjutnya akan dijelaskan melalui audio berikut.

 Referensi:

Rahmania, S. (2017, April 24). Jurnalisme Data dalam Era Keterbukaan Informasi. Balairung Press. Diakses pada 10 Februari 2019, doi: http://www.balairungpress.com/2017/04/jurnalisme-data-dalam-era-keterbukaan-informasi/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun