Selat Sunda , 26 Desember 2013
Cuaca cerah ceria ,langit dan lautsama birunya . Duduk –duduk di geladakKM. Jatra, udara laut di pagi hariitu sungguh menenangkan .Menatap kapal yang lalu lalang , di Selat Sunda .Senyum sendiri , membaca jargon-jargon Wawasan Nusantara di lambung kapal . “ WE SERVE NATIONS “ atau “ WE BRIDGE THE NATIONS “
Membaca jargon itudi tengah laut , mengugah semangat kebangsaan . Kelihatanya sepele, ada yang bilang lebay . Tapijargon-jargon itu me”refresh”pengertian kita lagi . Indonesia itu "sambung menyambung menjadi satu ".
Kapal-kapal tua , yang tidak begitu nyaman dan aman juga sering over loaded adalah komponen “penyambung” Indonesia . Kapal laut , sarana transportasiyang sesak muatan sosial dan politik .
Cuaca berangsur panas , mata mulai mengantuk . Bergeser duduk , di parkiran motor yang teduh . Beberapa perempuan datang , menawarkan jasa pijat dan keriktarip 20K .
Bagian kapal yang ini , terlihat lebih ramai dari geladak . Alunan musik dan kerumunan orang . Hmmm ada yang mengadakan resepsi pernikahan di Kapal ini ?
Saya mencari tahu dan menemukan sumber bunyi .
Oh….oh ..oh terlihatlah kemeriahan yang tersembunyi dari geladak .Orgen tunggal , lengkap dengan biduan dan sound system .
Katanya , dulu hiburan begini cuma ada diruang duduk VIP yang pakai AC . Sekarang, hiburan dangdut juga tersedia di kelas ekonomi . Penonton , duduk manis dan tertibmenikmati alunan suara biduan .
Biduan dangdut , memang gak ada matinya . Di darat atau di laut , sama hotnya . Goyangan mereka , mengocang Selat Sunda . Kalau penumpang , mau sumbang suarataripnya10K .
Kalau Rhoma Irama , beneran jadi Presiden . Suatu hari , kita kan membaca tulisan di lambungKapal “ DANGDUTTHE NATION MUSICS “ .
###
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H