Berdiri di atas  jembatan lengkung, sejauh mata memandang tepian sungai  yang tenang  seperti alunan lagu nina bobo. Puisi indah mulai terangkai dalam hayalan, penyakit sawan no 16 saya kumat.  Malaikat kecil dengan harpa mini  mulai berterbangan. Ketika biduk melintas di bawah jembatan mereka  mulai bernyanyi ... manatu sole ....oh sole mio ...benvenuto nel fiume Pedado -- selamat datang di sungai Pedado
Sungai Pedado,adalah anak sungai  dari  Sungai Kramasan  yang akhirnya bermuara juga ke Sungai Musi. Menjelang tengah hari, anak-anak baru saja pulang sekolah. Berjalan beriringan di pedestarian, ramai suara  mereka berkompromi mau main apa nanti.Â
Seorang anak perempuan, tak merasa perlu menunggu teman. Sendirian, mengail Eceng gondok yang mengapung dengan ujung bambu.Untuk main,katanya padaku.  Tak jauh,gerombolan anak lelaki terus saja asyik bermain air. Seragam sekolah,mereka hamparkan saja di tepi jalan. Masa, yang akan indah  mereka kenang nanti.
Usaha budidaya Jamur Tiram,bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang diprakarsai komunitas Rumah Belajar  Ceria (RBC). Ide untuk membudidayakan jamur di dusun sungai Pedado patut diberi dua jempol, karena cerdas mengamati potensi lingkungan. Tak jauh dari jalan masuk dusun, ada usaha pemotongan kayu.Â
Serbuk kayu sebagai media tumbuh jamur tiram,boleh  diambil dengan cuma-cuma. Kumbung,dibangun di atas air sehingga pengaturan kelembaban juga pengembunan tidak menjadi masalah. Tidak seperti berternak atau berkebun, jamur  tidak perlu perawatan ribet.
Sembari menunggu jamur berproduksi,dapat bertani atau nyambi kerja jadi buruh di pabrik karet.
Sebaiknya,mari mulai dipikirkan bagaimana memanfaatkan  bag log yang sudah tidak produktif.Karena  kantong-kantong yang di buang begitu saja, akan berdampak pada ekosistem .