Dirgahayu Kompasiana ke- 12, semoga Kompasiana semakin menunjukkan eksistensi sebagai platform  bukan blog biasa, Beyond Blogging.
Jujur, saya baru tahu bahwasanya Kompasiana sudah berusia 12 Tahun. Sekadar mendengar kosa kata Kompasiana sih boleh dibilang sudah sejak lama. Tetapi entah kenapa, belum terbersit di pikiran untuk berusaha mencari tahu apa sih Kompasiana itu, sejenis makanan apa itu, beracun atau tidak, manis apa asem.... he.he.Â
Ketidaktahuan dan ketidakpedulian ini membuat saya salah kaprah. Anggapan saya, Kompasiana hanya sejenis rubrik yang ada di Harian Kompas. Maafkan saya, atas keleletan ini.
Nah, awal perkenalan saya dengan kompasiana, dimulai dari ketidak sengajaan. Di kurun waktu itu, saya lagi senang dan tertarik untuk sekedar berdiskusi dalam sebuah forum komunitas daring yang membahas militer dan intelijen.Â
Dari kesenangan berselancar mencari referensi untuk berdiskusi di forum tersebut, tanpa disengaja saya menemukan artikel  menarik tentang intelijen di Kompasiana. Â
Artikel tersebut ditulis Kompasianer senior  Pak Prayitno Ramelan. Ketertarikan itu membuat saya melalap habis semua artikel beliau di Kompasiana dan blog pribadi beliau.Â
Di titik itu saya mulai menjadi seorang silent reader di Kompasiana. Saban hari saya selalu menyempatkan diri berselancar di Kompasiana, menunggu artikel terbaru dari Bapak Prayitno Ramelan.
Yang membuat saya heran dan tidak habis pikir, perkenalan dengan Kompasiana melalui artikel Pak Prayitno ternyata membuat pandangan saya tentang Kompasiana masih saja salah kaprah.Â
Bagaimana tidak, saya masih beranggapan Kompasiana adalah sejenis kolom opini yang ditulis oleh para pakar di bidangnya. Hal ini membuat pengetahuan saya tentang Kompasiana sangat terbatas. Bertahun-tahun menjadi silent reader di Kompasiana -khusus hanya untuk membaca artikel Pak Prayitno-. he.he.. Wuaseem tenan.
Nah, momen yang membuat saya semakin mengenal dan mulai memberanikan menulis di Kompasiana adalah kala tensi Pilpres 2019 mulai memanas.Â