Ditengah pergolakan yang terus menerus tanpa henti di Timur Tengah, kemarin, Kamis tanggal 13 Agustus 2020, setitik harapan perdamaian muncul disana. Setelah mengejutkan dunia dengan mendirikan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di semenanjung Arab, UEA kembali membuat Dunia tersenyum bahagia, negara ini kembali membuat berita gembira, UEA dan Israel resmi menandatangani perjanjian damai  dengan Israel.
Perjanjian damai UEA - Israel yang dimediasi oleh Donal Trump ini, memberikan harapan baru tercapainya perdamaian di kawasan ini. Dengan ditanda tanganinya Abraham Accord, UEA menyusul negara Mesir dan Jordania yang sudah lebih dulu menjalin hubungan diplomatik negara Israel.
Abraham Accord, nama perjanjian ini, merupakan upaya win-win solution yang ditempuh oleh UEA agar Israel menangguhkan pengambilan wilayah Tepi Barat Palestina. Israel sendiri berencana mengambil 30% wilayah Tepi Barat dan berencana mengajukannya ke parlemen untuk segera diformalkan dalam bentuk undang-undang.
Sampai dengan saat ini, belum ada penyataan resmi dari Liga Arab, tetapi melihat tradisi yang lazim terjadi di Timur Tengah, perjanjian damai UEA - Israel ini pasti akan menimbulkan pro dan kontra.
Kawasan Jazirah Arab ini memang unik, sejarah perjalanan negara-negara di kawasan ini selalu diwarnai pergolakan, Â mulai dari perang antar suku, perang antar aliran agama sampai dengan perang antar negara.
Israel sendiri selalu berkonflik dengan negara-negara Arab. Konflik Israel dengan Liga Arab sudah dimulai sejak Israel memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 14 Mei 1948. Sejarah mencatat sudah beberapa kali terjadi konflik terbuka antara Israel dengan liga Arab, dimulai dari Perang Arab, Perang Yom Kippur sampai dengan konflik antara Israel dengan Libanon.
Terlepas dari keinginan negara-negara Arab untuk memerdekakan Palestina, faktanya, kekalahan demi kekalahan dalam perang dengan Israel yang dialami oleh Liga Arab membuat wilayah yang dikuasai oleh Palestina semakin menyusut.
Boleh dibilang, nasib Palestina sangat malang. Saat ini, Palestina hanya memiliki wilayah di Jalur Gaza -otoritas Fatah- dan Tepi Barat-otoritas Hamas-, dua wilayah yang malah terpisah, dipisahkan oleh daerah yang dikuasai Israel. Wilayah yang sangat kecil bila dibandingkan luasan wilayah Otoritas Palestina setelah kejatuhan Kesultanan Ottoman, yang mencakup  wilayah Jordania dan wilayah Israel saat ini.