Ada nuansa baru di Liga Champion musim ini. Federasi Sepakbola Eropa, UEFA akhirnya memutuskan perubahan format liga Champion. Mengutip media Kompas, seluruh pertandingan babak perempat final akan dilaksanakan dalam 1 leg. Â
UEFA juga memutuskan Estadio Jose Alvalade Lisbon, kandang Sporting Lisbon  dan Stadium  of Light, kandang Benfica, yang kemungkinan besar menjadi tuan rumah seluruh pertandingan sampai dengan babak final.
Pandemi covid19 memang menciptakan dilema bagi UEFA, Â antara membatalkan atau melanjutkan kompetisi paling prestisius di Benua Biru ini. Kedua opsi ini mempunyai konsekuensi dan implikasi negatif.Â
Apabila dibatalkan UEFA harus siap menanggung  sanksi hak siar dan sponsor, nah yang lebih rumit lagi, bila kompetisi dilanjutkan, UEFA harus merumuskan prosedur pencegahan covid19.
Akhirnya, UEFA tidak memilih kedua opsi tersebut, UEFA membuat kebijakan moderat, dengan mengadopsi kedua opsi tersebut. Liga Champion tetap lanjut dengan penerapan prosedur covid19 yang ketat.Â
Sangat ketat, buku panduannya saja sampai  31 halaman. Dan satu hal yang pasti, protokol pencegahan covid19 sangat berbeda dengan prosedur covid19 yang kita kenal. Harus beda dong, kan tidak mungkin pemain harus jaga jarak dan pakai masker dalam pertandingan....he.he.he.
Sebagai penikmat sepakbola, cukup aneh rasanya  melihat pertandingan Liga Champion, tanpa dihadiri penonton dan ritual perayaan gol seperti biasanya.Â
Mungkin para fans sepakbola akan setuju bahwa pertandingan sepakbola tanpa penonton akan terasa hambar. Belum lagi disisi pemain, yang harus bertanding dengan rasa was-was terpapar virus ganas ini.Â
Kemarin, media Inggris, BBC Sport memberitakan, Striker Atletico Madrid yang mencetak gol ketika menang melawan Liverpool, Andrea Correa dan bek sayap Sime Vrsaljko tidak bisa bermain di pertandingan dini hari nanti, RB Leipzig vs Atletico Madrid, karena positif terpapar covid19. Sangat menakutkan bukan?