Setelah 16 tahun berkutat di Divisi Championship dan League One, akhirnya Leeds United kembali ke kasta tertinggi kompetisi sepakbola profesional di tanah Inggris. Lolosnya Leeds United ke Premier League, mengembalikan klub ini ke kasta kompetisi  yang sepadan dengan nama besar klub yang bermarkas di Elland Road ini.
Tidak dapat dipungkiri, dengan sejarah dan prestasi yang sudah dimiliki, klub yang sering dijuluki "The Whites" ini memang memiliki nama besar di Liga Inggris. Sampai dengan saat ini Leeds United sudah mengoleksi 3 gelar Liga Inggris, 1 gelar Piala FA, 1 gelar Piala Liga dan 2 gelar Piala Inter-Cities Fairs Cup (sekarang diganti dengan Piala UEFA).Â
Mungkin alasan inilah yang membuat pemilik klub, mendatangkan pelatih yang sudah punya nama besar, Marcelo Bielsa. Pelatih yang terkenal jenius ini dikontrak selama 2 tahun pada musim 2018/2019, sekaligus mencatatkan diri sebagai pelatih termahal di Divisi Champonsip.
Marcelo Bielsa
Sebelum taktik high pressing, counter pressing, garis pertahanan tinggi menjadi trend di sepakbola, Marcelo Bielsa sudah lebih dulu menerapkannya pada setiap tim yang dilatihnya. Dengan formasi khas 3-3-3-1, pelatih yang dijuluki "El Loco" alias si gila ini selalu menuntut para pemainnya untuk bermain dengan intensitas tinggi, berusaha mendominasi penguasaan bola sekaligus melakukan counter pressing bila kehilangan bola.Â
Kendatipun begitu, Bielsa tidak hanya terpatok dengan satu formasi, Bielsa juga mampu menyesuaikan formasi tim dengan komposisi materi pemain. Di klub sebelumnya, Atletico Bilbao, Bielsa memakai formasi 4-3-3, malah di Leeds United, Bielsa lebih sering menerapkan formasi 4-1-4-1. Cuma satu hal yang tidak berubah, dengan formasi apapun, tim yang dilatih pria berwarga negara Argentina ini selalu bermain menyerang dengan intensitas tinggi.
Tidak heran, kejeniusan Bielsa dalam menerapkan taktik sepak bola menginspirasi pelatih yang nota bene sudah punya nama besar di dunia sepakbola. Sebut saja Pep Guardiola, Mauricio Pochetino, Diego Simeone, Gerardo Martino, Jorge Sampaoli dan banyak lagi pelatih lainnya yang mengakui kehebatan seorang Bielsa, bahkan Pep Guardiola pernah menyebutkan bahwa Marcelo Bielsa adalah pelatih terbaik di Dunia.
Tetapi tidak ada manusia yang sempurna, dibalik kejeniusan Bielsa dalam taktik, sifat keras kepalanya sering menyebabkan mantan pelatih Timnas Argentina ini berkonflik dengan manajemen klub, seperti yang terjadi di Lazio dan Marseille. Dalam sejarah kepelatihannya, Marcelo Bielsa memang sangat mengharamkan intervensi manjemen klub dalam hal pemilihan pemain dan taktik.
Selain itu, Metode kepelatihan Bielsa yang menuntut  intensitas tinggi dalam latihan dan pertandingan acapkali membuat pemain yang dilatih "el loco" ini mengalami kelelahan yang berujung pada cidera. Hampir semua tim yang dilatih Bielsa mengalami siklus yang sama, cemerlang di awal musim, kemudian menurun di akhir musim akibat kelelahan dan cidera pemain, tidak terkecuali Leeds United.
Leeds United