Mohon tunggu...
PMPKL
PMPKL Mohon Tunggu... Buruh - Persatuan Mahasiswa Pemuda Kristen Loloda

Manulis untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Hakikat Merdeka Sebenarnya?

17 Agustus 2024   06:16 Diperbarui: 17 Agustus 2024   07:28 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemerdekaan adalah anugerah yang tak ternilai, dan makna kemerdekaan memiliki dimensi yang mendalam, melebihi sekadar bebas dari penjajahan fisik. Hakikat kemerdekaan adalah kebebasan yang murni dan hakiki dari segala bentuk perbudakan. Kemerdekaan juga memiliki makna sakral yakni kedamaian dan kemakmuran, serta kerukunan. 

79 Tahun bukan hal yang baru bagi Republik ini, yang berhasil keluar dari penjajahan. Namun, cita-cita dari kemerdekaan itu belum juga sepenuhnya dinikmati masyarakat kecil. Mungkin saja yang dimaksud merdeka adalah indonesia berhasil keluar dari penjajahan secara Politik (bisa memilih presiden sendiri, bisa mencalonkan DPR sendiri dan bisa bangun partai sendiri). 

Tapi kalau merdeka secara ekonomi rakyat belum menikmati cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. Karena merdeka bukan semacam seremonial berucap merdeka dan menaikan bendera. Tidak, bukan itu. Merdeka adalah bebas dan sejatera dari segala hal yang berkaitan dengan kepentingan semua untuk semua.

Merdeka itu, ketika adanya pemerataan disegala aspek. Infrastuktur yang tertata baik dari pusat sampai daerah - daerah pedalaman, sehingga tidak ada lagi siswa - siswi yang menyeberang menggunakan tali saat banjir besar. Tidak lagi jalan kaki berkilo-kilo untuk mendapatkan akses pendidikan.

Merdeka itu, ketika fasilitas kesehatan yang memadai tanpa timbang-timbang sehingga warga desa pegunungan, terpencil dan jauh dari kota, tak lagi lewat laut naik peruhu, tak lagi gotong royong mengangkat dengan tandu pasien yang sakit ke kota.

Merdeka itu, ketika Internet yang merata sampai daerah terpencil, sehingga saat Assemen Nasional anak - anak tidak bingung mencari jaringan internet. .

Merdeka itu, ketika tidak adanya kekuatan orang dalam yang mematikan prestasi orang lain. Tidak adanya diskriminasi Agama, suku ras yang berbeda. Anak - anak muda lebih semangat mengimprove minat dan bakat tanpa tekanan dari manapun. Dan lebih menghargai serta menghormati sesama anak bangsa.

Lalu sejauh mana rakyat kita menikmati itu?

Mungkinkah benar kata Bapak Republik Indonesia Tan Malaka dalam bukunya merdeka 100persen : bahwa Kemerdekan ini yang dirancang 1945 adalah kemerdekan hanya segelintir manusia, sampai kapanpun rakyat kita tidak akan menikmati kemerdekaan yang dirancang atas dasar kepentingan.

Merdeka itu ketika melihat data Global Hunger Index (GHI) tahun 2023, tingkat kelaparan di Indonesia masih berada di level 77 di dunia. Tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Timor Leste. Melansir databoks, dari total 125 negara, GHI Indonesia menduduki posisi ke-77 dengan skor 17,6. Tingkat kelaparan.

Bagitu pun sepanjang tahun ajaran 2023/2024 tercatat angka putus sekolah di Indonesia justru meningkat tak sama dengan tahun 2021/2022. Ini sangat tragis. Angka putus sekolah di Indonesia menurut BPS 2023 adalah 0,13% untuk SD, 1,06% untuk SMP, dan 1,38% untuk SMA. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun