"Salah satu upaya melakukan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) adalah dengan meningkatlan minat baca."
Meningkatkan minat baca merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas peradaban suatu keluarga, gereja bahkan suatu bangsa. Dengan kata lain, makin tinggi budaya baca pada suatu negara, semakin maju pula negara tersebut.
Dalam sebuah penelitian terungkap bahwa minat baca siswa sekolah dasar di Indonesia berada pada peringkat 26 (duapuluh enam) di antara 27 Â (duapuluh tujuh) negara yang diteliti (Anil Dawan, dalam buku "Pijar Renung Pancar Relung", 2022).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan betapa rendahnya minat baca siswa sekolah dasar (SD), sekaligus menunjukkan rendahnya perhatian berbagai pihak (pemerintah, sekolah, orang tua, termasuk gereja).
Secara umum kita mahfum bahwa pada hakikatnya membaca dapat memberikan pengetahuan, memperluas wawasan bahkan menstimulasi kreatifitas serta mengasah kemampuan fokus dan berpikir kritis, di samping juga dapat merangsang lahirnya inovasi-inovasi baru untuk berkreasi dan berprestasi.
Di sisi lain, secara khusus bagi jemaat atau warga gereja, membaca bisa memberikan pengharapan dan menumbuhkan iman. Jemaat yang rajin membaca Alkitab dan buku-buku rohani akan menemukan kebenaran-kebenaran firman Allah yang bisa memberikan pengharapan bagi hidupnya serta iman yang semakin mantap kepada Tuhan.
Di tengah manfaat membaca yang begitu signifikan, sangat disayangkan kondisi jemaat (warga gereja) memiliki kemiripan dengan kondisi hasil penelitian sebelumnya, memiliki minat baca yang rendah.
Kondisi tersebut sejalan dengan kesadaran gereja yang kurang terhadap arti pentingnya membaca. Melalui bukunya, "Success through Reading and Writing", Peng Kheng Sun menyatakan, "sejauh ini belum banyak gereja yang menyadari manfaat membaca sehingga mereka sama sekali tidak ada niat untuk menyelenggarakan perpustakaan."
Mengatasi masalah rendahnya minat baca warga gereja ini banyak hal yang dapat dilakukan, salah satunya melalui peran para pendeta sebagai para pemimpin gereja. Berikut 7 (tujuh) langkah yang dapat dipuyakan oleh para pendeta guna meningkatkan minat membaca jemaat atau warga gereja, antara lain:
Pertama, menciptakan kesempatan-kesempatan untuk membaca buku.
Hal ini dilakukan misalnya dengan mengajak jemaat membaca buku melalui perpustakaan pribadi milik para pendeta. Kondisi ini tentu mensyaratkan seorang  pendeta harus memiliki minat membaca yang baik, setidaknya ia memiliki koleksi pribadi buku bacaan. Melalui koleksi buku bacaannya, pendeta dapat menunjukkan buku-buku yang telah menolongnya, dan bahkan dapat meminjamkannya.
Para pendeta dapat juga berasumsi bahwa sebagian besar jemaat di gerejanya jarang melihat orang tuanya membaca buku. Karena itu para pendeta dapat menjadi teladan sekaligus mentor bagi jemaatnya untuk menggerakkan minat baca jemaatnya.