Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Pelajaran Dari Lagu, "Kasih Setia Mu"!

29 Mei 2024   10:52 Diperbarui: 29 Mei 2024   12:07 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keagungan alam ciptaan Tuhan (Sumber: Facebook @Inez Lailossa)

"Maka setiap kali menyadari diri kita dihadapan kebesaran dan keagungan Tuhan. Betapa kecil, tak berdaya dihadapan ke Mahaan-Nya, harusnya mengukir kerendah hatian kita sehingga tak jumawa dan sombong diri."

Terlahir 1990. Setelah berumur 30 tahun lebih, dan dikenal luas perannya menemani banyak "orang" bernyanyi memuji Tuhan, suatu hari saya dengar komentar negatif tentangnya, tentang lagu "Kasih Setia Mu", ciptaan Pdt. Niko Njotorahardjo.

Negatif! Bisa dibilang demikian, bila mendengar komentar bahwa, "Lagu itu diciptakan oleh orang yang tak belajar teologi." Lalu disusul semacam fatwa, "Sekarang setelah tahu teologi, jangan lagi nyanyikan lagu itu! Tapi ..."  

Ternyata ada tapinya. Tapi dimaksud menurut sang komentator, jika hendak menyanyikannya maka ada bagian lirik yang perlu diubah. Lalu diusulkannya bagaimana perubahan lirik itu.

Apa persoalannya? Sang komentator tak setujuh lagu itu digunakan seorang pemimpin pujian saat mengawali ibadah. Sebelum berkhotbah, ia berkomentar demikian.

Titik persoalan baginya terletak pada lirik, "Siapakah aku ini Tuhan?". Katanya tak tepat jemaat bertanya pada Tuhan siapakah aku ini? Harusnya tuntas mahfum siapa dirinya di hadapan Tuhan. Seharusnya bukan bertanya, tapi bersyukur jadi biji mata Tuhan. Singkatnya, kalau Anda bertanya demikian berarti tidak paham teologi! Benarkah?

Memang benar bahwa pengenalan yang benar akan Allah - teologi yang benar - bermuara pada pengenalan diri yang benar sebagai manusia ciptaan Nya. Seorang hamba Tuhan bernama John Calvin dalam bukunya Institutes of the Christia Religion berkata, "Tidak seorang pun yang dapat mengenal dirinya sampai ia kemudian berpaling pada perenungan akan Allah, yang didalamnya ia memiliki dan menjalani kehidupannya."

Namun, benarkah lirik lagu itu harus diculasi demikian? Apakah komentar bahwa lagu itu diciptakan orang yang tak belajar teologi adil bagi pengarangnya?

Menilai sebuah lagu rohani Kristen dari liriknya, butuh prinsip yang benar. Sang komentator mungkin bermaksud baik dengan komentarnya. Mungkin maksudnya, kita perlu menilai dengan baik sebuah lagu rohani dari liriknya. Bahwa lirik harus menjadi pertimbangan utama sebelum aspek musikalitas yang lain. Ini prinsip penting. Mempertahankan sebuah lagu hanya karena alunan nadanya enak didengar, tapi mengabaikan lirik yang baik dan benar menurut alkitab bukanlah sikap yang bijaksana. Namun tak cukup hanya itu.

Ilustrasi kekasihku sedang memuji Tuhan (Sumber: Dokpri)
Ilustrasi kekasihku sedang memuji Tuhan (Sumber: Dokpri)

Prinsip lain yang juga penting diperhatikan adalah bahasa puitis dalam sebuah lagu. Setiap jenis sastra (genre) memiliki karakteristik tersendiri dan menuntut cara penafsiran tersendiri. Ini sepertinya tak diperhatikan sang komentator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun