1) Marah. Perasaan tidak senang baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun objek tertentu. Hal ini dapat secasra verbal maupun nonverbal. Contok secara verbal: berteriak-teriak atau mengeluarkan kata=kata kasar, sementara nonverval seperti merusak, menendang, melempar, ataupun memukul. Umumnya perasaan marah ini terjadi karena keinginannya tidak terpenuhi.
Melalui penanaman nilai dan norma serta contoh perilaku 0rang-orang disekitarnya, anak di akhir usia prasekolah diharapkan sudah lebih mampu mengekspresikan emosi marahnya dengan lebih tenang.
2) Takut. Perasaan tidak menyenangkan karena merasa ada bahaya yang mengancam. Biasanya karena suatu pengalaman, ingat akan sesuatu, termasuk ketakutan akan bayangannya sendiri. Reaksi anak terhadap rasa takut dapat bermacam-macam, seperti menangis, berteriak, lari atau bersembunyi.
Pada masa prasekolah ketakutan yang dimiliki anak-anak cenderung memuncak. Sering dengan bertambah usia kemampuan berpikir anak berkembang sehingga anak dapat mengerti bahwa situasi/sesuatu yang semula ditakuti tidak lagi menakutkan.
Namun karena proses belajar yang salah pada anak tertentu, rasa takut dapat bertambah kuat. Misalnya, ketika orang-orang disekitarnya sengaja menciptakan rasa takut terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditakuti. Seperti mengajar anak takut kepada polisi semata agar anak mau ke sekolah, padahal apa hubungannya polisi dan ancaman anak agar mau ke sekolah?
3) Ingin tahu. Perasaan ingin mengenal dan mengetahui segala sesuatu atau objek-objek yang ada di sekitar anak. Pada masa prasekolah, rasa ingin tahu ini biasanya ditandai dengan banyak bertanya. Setiap hal akan ditanyakan anak, termasuk hal-hal yang sebenarnya sudah diketahui si anak.
4) Iri hati. Perasaan yang muncul karena rasa ingin memiliki sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Peristiwa sering merebut mainan temannya adalah dorongan perasaan ini. Dengan bertambahnya usia dan kemampuan berbahasa pun berkembang, perasaan ini mudah diketahui dari apa yang diungkapkan anak. Â Misalnya merengek pada orang tua minta dibelikan mainan seperti yang dimiliki temannya.
5) Cemburu. Perasaan tidak tenang karena merasa ada orang lain yang telah merebut perhatian seseorang yang selama ini menyayanginya. Misalnya perhatian orang tua yang terbagi dengan kehadiran adik baru. Di sini sumber yang menimbulkan rasa cemburu adalah kehadiran seorang adik.
Reaksi rasa cemburu dapat timbul dalam bentuk sikap tidak peduli, menjauhkan diri dari saingan, berpura-pura sakit atau berperilaku mengesalkan. Reaksi ini juga dapat berbentuk regresi, seperti mengompol atau minum dengan ngedot kembali untuk merebut perhatian orang tua dari adiknya.
6) Sedih. Biasanya di awal usianya diungkapkan dengan menagis. Perasaan ini biasanya muncul karena ia kehilangan sesuatu yang disenangi, seperti kehilangan mainan. Semakin usia bertambah, reaksi emosi anak terdap rasa sedih lebih banyak diperlihatkan denga wajah murung, tak mau makan, atau berdiam diri, tidak mau bicara.