"Setelah Natal, Apa? Mengupayakan Titik Sentuh!"
"Selamat merayakan Natal bagi yang merayakannya!" demikian ramai ucapan selamat dari rekan dan teman yang berbeda keyakinan, memenuhi Whats App Group, Facebook dan Instagram saat perayaan Natal, 25/12/2023 kemarin.
Dua hari berlalu setelah Natal 25/12/2023, hari ini, muncul sebuah imajinasi di benak. Bagaimana jika rekan dan teman tadi tak hanya berucap salam namun melontar pertanyaan, "Apa yang kalian lakukan setelah perayaan Natal?"
Mungkin ada yang langsung berespons, "Berliburlah, sambil menunggu perayaan tutup tahun!" Bukan itu maksud saya! Pertanyaan dalam imajinasi tadi mencoba menyasar soal kelanjutan dari makna Natal yang didapat tahun ini. Apa yang akan dilakukan selanjutnya berkaitan makna Natal itu?
Makna Natal?
Menjawab pertanyaan itu maka mereka yang merayakan Natal, perlu memahami kembali makna Natal. Dapat dikatakan maknanya, Tuhan membangun relasi dengan ciptaan-Nya, diantaranya manusia melalui utusan-Nya yang lahir ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus.
Berelasi, sebuah aktifitas didalamnya terjadi sentuhan berupa rasa, pikir, maupun fisik. Maka demikianlah Natal bisa dimaknai Tuhan bersentuhan dengan ciptaan-Nya, terutama manusia.
Hal inilah yang kemudian hari didemontrasikan Yesus setelah lahir dan bertumbuh dewasa. Ia bersentuhan dengan banyak orang dari semua kalangan. Menolong mereka yang susah, memberi makan yang miskin, menyembuhkan yang sakit dan memperjuangkan keadilan dan hak hidup kaum termarginalkan.
Menyadari hal itu maka jawaban pertanyaan imajinasi sebelumnya, apa yang dilakukan setelah Natal, mungkin tepat dijawab menjejaki apa yang dijalani Tuhan dan didemonstrasikan Yesus. Mengupayakan titik sentuh dalam berelasi dengan sesama dan membawa dampak positif bagi hidup banyak orang.
Apakah ini sesuatu yang dimungkinkan terjadi? Adakah teladan yang bisa digugu dan ditiru lakunya dalam hal tersebut? Ya, ada!