Strategi Sederhana Membaca Banyak Buku
"Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya." Pribahasa yang berarti setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda itu tak asing lagi bagi sebagian besar kita.
Namun apa hubungannya dengan soal strategi membaca buku? Mungkin secara langsung tidak ada, namun secara tidak langsung bisa saja ada.
Bagaimana menjelaskannya? Begini, sama seperti masing-masing daerah di Indonesia memiliki adatnya yang berbeda. Demikian juga masing-masing buku memiliki 'adat istiadatnya' tersediri atau 'kebiasaan' yang berbeda.
Adat istiadat yang saya maksud tentu tentang bagiamana cara kita menambang kekayaan pengetahuan dan informasi darinya dilakukan dengan cara yang berbeda melalui proses membaca.
Dengan kata lain, tak semua buku sama. Dan untuk memaksimal mendapat manfaat dari membaca sebuah buku, maka buku yang berbeda harus dibaca dengan cara yang berbeda.
Adat istiadat buku semacam itu mungkin yang dimaksud oleh Francis Bacon, seorang filusuf berkebangsaan Inggris ketika beliau berkata: "Beberapa buku harus dikecap, yang lainnya harus ditelan, dan yang lainnya lagi harus dikunyah dan dicerna."
Apa yang dimaksud Bacon? Bisa jadi ia bermaksud bahwa beberapa buku hanya perlu dibaca sebagian; yang lain perlu dibaca tetapi tidak dengan rasa ingin tahu penuh; dan lainnya lagi perlu dibaca seluruhnya dengan penuh perhatian dan ketekunan.
Suatu hari saya ditanyai mahasiswa semester awal di sekolah tempat saya mengajar. Ia kesulitan mendekati banyak buku yang berbeda untuk pengerjaan tugas makalahnya.
"Pak bagaimana cara saya memperolah bahan dari banyak buku untuk pengerjaan makalah saya?" tanyanya.