Mohon tunggu...
Paulus Lukman
Paulus Lukman Mohon Tunggu... -

.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bapak Mentri Pendidikan, Mohon Jangan Menghambat Pendidikan Kami

12 Juni 2014   22:14 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tanggal 4 April 2014 merupakan hari dimana kami mendapatkan pengarahan di TK-PPDS1 Universitas Sam Ratulangi di Manado setelah melewati tahap paling awal yakni seleksi berkas. Dalam pengarahan tersebut kami mendapatkan jadwal dimana kami harus mengikuti tahap tahap seleksi penerimaan menjadi mahasiswa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) selanjutnya. Tahap-tahap tersebut yakni tes kesehatan dan tes psikologis yang diadakan tanggal 5 - 10 April 2014 dan dilanjutkan dengan ujian di masing-masing bagian sesuai dengan program studi yang kami tuju pada tanggal 14 – 15 April 2014. Terakhir adalah ujian tertulis yang akan diadakan di rekotorat Universitas Sam Ratulangi.
Dari jadwal yang sudah diberikan ternyata terjadi pergeseran waktu, ujian disetiap bagian dikarenakan jumlah peserta ujian yang cukup banyak. Ujian di tiap-tiap bagian berlangsung dari tanggal 14-17 April 2014. Pada tanggal 17 April, kami menanyakan mengenai jadwal ujian tertulis yang merupakan tahap akhir dari ujian masuk ini. Jawaban yang kami dapat, “Mohon tunggu pengumuman selanjutnya dok.” Setiap minggu salah satu dari kami sebagai perwakilan menanyakan mengenai jadwal ujian terakhir tersebut, namun selalu mendapatkan jawaban yang sama, “Mohon tunggu pengumuman selanjutnya dok.” Hal ini berlangsung terus menerus hingga tanggal 28 Mei 2014 dan itu sudah berlangsung selama 2 bulan.

Tanggal 28 Mei 2014, Prof Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS selaku rektor pengganti sementara mengeluarkan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa penerimaan calon spesialis periode April 2014 dibatalkan dengan alasan TK-PPDS1 dan Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Staf yang memutuskan bahwa tidak ada penjatuhan sanksi kepada dosen serta peserta PPDS-1 yang melakukan tindakan anarkis.

Kekecewaan yang sangat mendalam kami rasakan. Kami mulai bertanya-tanya, tindakan anarkis apa yang terjadi di Universitas yang merupakan alasan utama pembatalan penerimaan tersebut. Kami sama sekali tidak mengetahui dan tidak terlibat dengan tindakan anarkis yang dimaksudkan dalam surat tersebut. Kekecewaan tersebut kami tuangkan kedalam surat resmi dan ditujukan kepada Prof Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS pada tanggal 6 Juni 2014. Kami mempertanyakan kembali mengenai kebijakan surat pembatalan tersebut. Hari Senin tanggal 9 Juni 2014 beberapa perwakilan dari kami menghadap bapak Wakil Mentri Pendidikan di dalam gedung rektorat untuk mempertanyakan tanggapan dari surat yang kami berikan hari Jumat yang lalu. “Keputusan itu sudah final dan tidak dapat diubah lagi, hal ini merupakan pembelajaran untuk fakultas. Kalian memang tidak ada sangkut pautnya.” Jawaban yang kami terima.

Bapak Wakil Mentri Pendidikan yang terhormat, kami selaku calon Peserta Pendidikan Program Dokter Spesialis, jauh-jauh datang ke Manado tidak hanya berbekal sepotong baju dan celana untuk mengikuti tes masuk ini. Kami datang dari seluruh nusantara, mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk mengikuti tes masuk ini dan sangat besar harapan kami untuk dapat meneruskan pendidikan kami ke jenjang yang lebih tinggi. Persiapan sudah kami lakukan jauh sebelum tes ini diselenggarakan. Tidak sedikit biaya yang kami keluarkan untuk transportasi ke Manado, biaya hidup selama 2 bulan di Manado, serta biaya tes kesehatan dan psikologis yang merupakan syarat dari ujian masuk pendidikan spesialis. Beberapa dari kami merupakan tubel (tugas belajar) BK yang diutus oleh Kementrian Kesehatan dalam rangka melaksanakan program pemerintah dalam memenuhi kekurangan dokter spesialis di Indonesia. Beberapa dari kami adalah PNS yang diutus dari daerah masing-masing untuk sekolah, melanjutkan pendidikan kami sehingga kami dapat berbakti dan mengisi kekosongan dokter spesialis di daerah kami masing-masing nanti. Beberapa dari kami juga terpaksa berhenti bekerja karena sudah menunggu terlalu lama tanpa kejelasan. Tidak ada rumah sakit maupun perusahaan manapun yang menerima ijin tidak masuk selama 2 bulan tanpa kejelasan.

Disamping biaya, ada hal lain yang benar-benar tidak dapat digantikan yakni “waktu”. Waktu kami bersama keluarga, waktu kami untuk melayani pasien-pasien kami, serta kesempatan kami untuk mendaftar di universitas lain kalau memang sandainya bapak Wakil Mentri Pendidikan dari awal memang sudah berniat tidak membuka penerimaan di Universitas Sam Ratulangi ini.

Bapak Wakil Mentri yang terhormat, kami mohon dengan rendah hati untuk mempertimbangkan kembali surat pembatalan tersebut. Kami mohon jangan hukum kami atas tindakan yang tidak kami perbuat. Kami mohon jangan menghambat pendidikan kami, jangan ambil hak asasi kami untuk memperoleh pendidikan. Terima kasih.
-Calon Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun