Yaa.... Jerman cukup sampai disini saja! Banyak sekali teman-teman yang mendukung "Der Panzer" Jerman, hanya karena kemenangan untung-untungan melawan "The Three Lions" Inggris yang ditolong wasit. Saat itu Jerman beruntung wasit Jorge Larrionda dari Uruguay tidak men'sah'kan goL gelandang serang Frank Lampard, sehingga kedudukan tetap 2 - 1 untuk Jerman. Capello pun mengatakan, seandainya kedudukan menjadi 2 - 2 strategi permainan tim yang diasuhnya berubah menjadi 4 2 3 1 yang lebih dapat menjaga keseimbangan skema permainan mereka, sehingga tidak akan terjadi gol Jerman akibat serangan balik... Kemenangan demi kemenangan Jerman atas Inggris dan tim "Tango" Argentina seolah-olah membuat Jerman terlihat superior, padahal karena tipe permainan lawan yang lebih menyerang membuat Jerman terlihat mudah menerapkan taktik serangan balik... Penggemar tim "Der Panzer" Jerman lupa, bahwa laga melawan Spanyol bukanlah laga biasa, terlihat arogansi beberapa pemain Jerman saat itu, mereka lupa yang dilawan adalah Juara Eropa 2008 yang dihuni oleh sebagian besar pemain FC Barcelona, pengatur serangan Andres Iniesta dan Xavi Hernandez yang begitu indah mengolah permainan saat mereka bermain bersama di klub juara Spanyol tersebut, kemudian ditularkan pada kesebelasan nasional mereka...
Spanyol pun begitu hebat memainkan 'tiki taka' - permainan operan bola dari kaki ke kaki yang nyaris sempurna, bak melihat permainan tim "Samba" Brasil saja layaknya... Penggemar bola di dunia saat menonton tim nasional Jerman mengalami euphoria, mereka benar-benar kembali lupa bahwa Jerman selalu kesulitan bila lawannya bermain dengan gaya 'gocekan' bola ala Brasil atau permainan bertahan ala 'cattenaccio' tim "Azzuri" Italia... Jadi wajarlah terlihat Jerman begitu hebat, karena mereka suka bila lawannya bermain terbuka, seperti Inggris atau Argentina... Laga semi final kedua di Piala Dunia 2010 kali ini tercium gelagat permainan kedua tim, mereka bermain hati-hati di awal pertandingan. Mementingkan taktik dan strategi yang amat disiplin, tetapi kebuntuan itu pecah juga. Gol tandukan kepala Carles Puyol hasil umpan Xavi menghunjam gawang Neuer pada menit ke-73 dari tengah kotak penalti benar-benar membuktikan 'tiki taka' Spanyol berhasil mengunci permainan Jerman dengan ball possesion lebih dari 52 persen... "Selama dua atau tiga tahun, mereka memperlihatkan telah menjadi salah satu yang terbaik di dunia dan tim paling menyatu. Mereka memutar-mutarkan bola dengan baik dan kami tidak mampu bermain seperti yang kami inginkan," ujar Loew - pelatih tim nasional Jerman. Saat laga berlangsung sudah terlihat cemas melihat gempuran tim lawan, sampai-sampai tidak biasanya, ia membuka jas-nya, dan hanya mengenakan sweater biru keramatnya dan sudah merasa tak enak merasakan bayangan kekalahan di depan mata. Auf wiedersehen, Deutschland... Ini memang bukan panggungmu, Jerman... Saatnya kita menanti juara baru di Final 11 Juli 2010 atau Senin pagi, jam 0130 wib di Stadion Soccer City, Johannesburg, apakah tim "Oranye" Belanda atau "La Furia Roja" Spanyol..... (Sumber kompas.com, Foto kompas.com/AFP) Artikel lain kLik disini... http://storiesfromtheroad.wordpress.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Olahraga Selengkapnya